Dan tak lupa salaman sama Mas Sahid dan juga Mas Rahmat.
Sekuluar dari kantor pengurus. Aku pun langsung menuju ke kamarku untuk segera bersiap-siap meyiapkan materi untuk dibha’an nanti malam. Setelah bakdha isya’ nanti. Aku pun berjalan meyusuri teras-teras kantor para pengurus dengan langkah tergesa-gesa karena aku tidak mau kehilangan waktu ku . Dalam langkah ku yang tergesa-gesa dan tidak melihat kiri kanan jalan tiba-tiba aku seperti menabrak sesuatu. Dan ternyata yang ku tabrak seorang gadis berkerudung merah muda. Salman pun segera meminta maaf pada gadis itu.
‘’Maaf Mbak. Maaf. Aku nggak sengaja. Soalnya aku harus buru-buru ke kamarku.’’
‘’Nggak apa Mas. Lain kali kalau jalan sedikit hati-hatinya.’’ Balas gadis itu sambil menegurnnya.
“O, ya Mas, Maaf kalau kantor pengurus di mananya.?’’
‘’Gini Mbak. Mbak lurus aja, terus belok kiri, ruangan no dua dari sebelah kanan itu kantornya.’’
‘’ O, ya tadi Mas Sahid ada disana.?’’
“Ada Mbak. Baru aja aku ketemu sama dia.!’’
‘’Maaf kalau boleh tahu ada apa. Kok nyari Mas Sahid. Bukanya santri putri di larang ketemuan sama santri putra.’’
“ Alhamdulillah kalau gitu. Soalnya aku di suruh Padhe Choldun . katanya Mas Sahid di suruh menemui beliau. Ya sudah kalu gitu makasihnya mas. Assalamu’alaikaum’’ Gadis itu pun menjelaskannya dan pergi meninggalkanku .
‘’ waalaikum salam warahmatullahi wabarokatuh’’ balasku sambil memperhatiakan langkah kakinya.
‘’Pakdhe. Berarti gadis itu masih keponkannya romo yai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H