Oleh : Rais Muhamad Falah
kuliah itu ibarat perahu yang menghubungkan pulau A dan pulau B. Kau butuh perahunya? Tergantung. Jika mimpimu dapat diraih dengan berdiam diri di pulau A, mengapa harus sibuk menyebrang ke pulau B? Sayang ongkos dan uang sakumu. Tapi sebaliknya, jika kau merasa mimpimu ada di pulau B, rintangan apapun, seburuk apapun perahumu, menyebranglah!
Sekarang tinggal kau tentukan, kau butuh perahunya atau tidak? Jangan sampai kau jauh jauh menyebrang sementara mimpimu ada di tempat asalmu, yaitu pulau A. Jangan juga kau berdiam diri sementara mimpimu ada di sebrang tempatmu berada.
Kamu pasti tahu, mimpi macam apa yang ada di pulau A dan pulau B.
Ketika kamu memimpikan menjadi seorang pengusaha misal, itu ada di pulau A, meskipun tak menutup kemungkinan di pulau B pun tersedia. Tapi tunggu, kenapa harus berlelah lelah dulu untuk menyebrang ke pulau B (berkuliah) hanya untuk mimpi yg sebenarnya sudah ada di tempatmu berada (pulau A). Ingat, biaya nya tak sedikit untuk menyewa perahu dan membayar tenaga pendayung nya.
Namun, ketika mimpimu menjadi seorang Dokter misal. Itu hanya ada di pulau B. Apapun yang terjadi kamu harus pergi dari pulau A dan bergegas untuk menyebrang. Tak peduli badai, angin dan lautan ganas didepan, apapun halangan nya. Menyebranglah!
Jadi, dimanakah mimpimu? Butuhkah kau perahunya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H