Mohon tunggu...
Raishya Allaina Lie
Raishya Allaina Lie Mohon Tunggu... Lainnya - siswa

Berawal dari menonton berita politik setiap pagi saja menjadi tertarik dengan dunia politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menjadi Pemilih yang Cerdas, Tentukan Masa Depan Indonesia

4 Oktober 2023   22:30 Diperbarui: 7 Oktober 2023   11:45 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu serentak 2024

Pemilu serentak akan dilaksanakan tepat tahun depan. Sekali lagi pesta demokrasi Indonesia menarik antusiasme dari kalangan politisi untuk berlomba-lomba menggaet suara masyarakat. 

Saat ini ada tiga nama yang akan berlaga di panggung demokrasi 2024 yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. 

Dalam pemilu serentak  2024, sekitar 114 juta pemilih atau 56% dari populasi peserta pemilu didominasi oleh generasi pemilih muda dan kebanyakan adalah pemilih pemula. 

Partisipasi para generasi muda ini tentu saja sangat penting dalam pemilu serentak kali ini. Namun, generasi ini cenderung lebih apatis terhadap perkembangan politik. 

Hal ini terjadi karena para gen z ini kurang dijamah dan diikutsertakan dalam kegiatan politik. Selain itu gen z merasa bahwa sistem politik yang ada tidak mewakili nilai-nilai yang ada di masyarakat. 

Pada HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta (31/1), Jokowi menyatakan tingginya angka pemilih muda dan ini bisa menjadi peluang untuk kontestasi politik. 

Oleh karena itu partai politik harus mulai mengatur strategi jitu untuk menarik perhatian para pemilih muda. Dalam politik, gen z adalah generasi yang banyak menaruh perhatian dalam isu-isu seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan lingkungan. \

Menjadi pemilih yang cerdas

Menjelang pemilu partai politik di Indonesia sudah mulai membentuk koalisi masing-masing untuk memenangi pemilu yang akan dilaksanakan tahun depan. Melalui berbagai media, para parpol sudah mulai menggiring opini massa. 

Namun dewasa ini penggunaan sosial media yang semakin berkembang bisa menjadi bumerang. Dalam dua pemilu terakhir, 2014 dan 2019, politik Indonesia telah mengalami banyak kasus disinformasi. 

Pada Pemilu 2019, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat adanya 486 kasus dugaan pelanggaran kampanye di media sosial, termasuk penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian (Tirto.id, 2019). 

Tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman disinformasi pada pemilu tahun depan masih mengintai, terutama situasi setelah pandemi dimana semua orang menggunakan sosial media untuk mendapatkan informasi. 

Banyaknya ujaran kebencian dan berita palsu yang bertebaran dimana-mana dapat menggiring opini publik dan menimbulkan ketidakstabilitasan politik negara. 

Hal ini tentu saja mendorong kita sebagai untuk menjadi pemilih yang bijak dan tidak memilih hanya karena tergiring opini orang lain, bukan hanya para generasi pemilih muda saja yang harus menjadi pemilih yang bijak namun generasi-generasi lainnya pun harus menjadi pemilih yang bijak. 

Pilihan kita pada pemilu 2024 ini sangat krusial dalam menentukan arah yang akan ditempuh Indonesia 5 tahun kedepan. Pemilih yang cerdas akan menentukan pemimpin yang berkualitas untuk memimpin Indonesia maju. 

Rekam jejak

Cari tahu rekam jejak dari calon legislatif dan partai politik. Rekam jejak dari caleg sangat penting untuk diperhatikan. Tentu saja kita tidak ingin memilih caleg yang bermasalah dan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. 

Dari rekam jejak kita juga dapat menentukan integritas dari partai politik, bagaimana mereka akan bersikap ketika ada caleg dari partai mereka yang terkena kasus. 

Apakah kader dari partai tersebut memiliki kemampuan untuk memimpin, bertanggung jawab, dan berintegritas juga mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Hal-hal tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk memilih kader dari sebuah partai.

Visi misi partai 

Visi dan misi partai adalah adalah dasar dari partai politik. Berdasarkan survei dari Litbang KOMPAS(2023), sebanyak 60% dari responden mempelajari visi, misi, program, serta janji kampanye yang diberikan partai politik. 

Mengetahui visi, misi, program, serta janji kampanye dan membandingkannya dengan implementasi yang dilakukan di lapangan dapat membantu kita mendapatkan gambaran seberapa kader dari partai politik tersebut bisa dipercaya dengan janji  kampanyenya. 

Selain itu sebagai pemilih kita dapat mengetahui apa yang akan dilakukan caleg dari partai politik tersebut. 

Tolak politik uang

Tolak dengan tegas praktik politik uang. Wakil rakyat yang terpilih karena politik uang hanya akan menjadi wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan. 

Bukan kepentingan umum yang menjadi prioritas dari wakil rakyat hasil politik uang namun prioritas mereka tentu saja untuk "balik modal", dimana nantinya mereka akan melakukan praktik KKN(korupsi, kolusi, dan nepotisme). Selama rakyat masih menganggap praktik politik uang adalah hal yang wajar, wakil rakyat yang korup akan tetap ada.

Pemilih berperan sangat  penting dalam menentukan pemimpin yang tepat. Pilihan kita akan menentukan masa depan kesejahteraan daerah kita. 

Sebagai pemilih yang cerdas kita harus mempertimbangkan integritas dan kapabilitas calon legislatif dalam pemilihan serentak dengan menelusuri rekam jejak, visi misi, dan program kerja dari calon legislatif tersebut. 

Pilihlah calon pemimpin yang memiliki program kerja terukur dan realistis, bukan sekedar janji manis kampanye untuk menarik simpati publik. Jangan mudah terpengaruh oleh hoax kampanye, juga jangan memilih atas dorongan uang, keluarga/teman, dan isu SARA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun