Chapter 5
Rara menganggukan kepalanya, "Bagaimana dengan alasan kedua?" tanya Rara.
Laras sedikit terkejut mendengarnya, "Ternyata kamu mendengarkan setiap kalimatku dengan baik, okelah. Alasan kedua karena kisah Belle adalah kisah percintaan yang paling tulus dan sulit di antara kisah percintaan yang lainnya." Jelas Laras.
"hmm... sulit karena harus menerima keadaan fisik Adam, ya?" tanyanya.
Laras menggelengkan kepalanya, "Itu hanya salah satunya, Belle juga harus menerima lingkungan di sekitanya yang menghalang hubungannya dengan Adam. Apa lagi harus berselisih dengan orang yang menyukainya untuk membela Adam."
Rara menganggukan kepalanya, "Benar juga. Rumpit, ya?" tanya Rara.
"Sangat," tambah Laras. Â
"Percintaan Belle dan Adam menjadi role model kisah pencitaanku, kamu taukan dengan siapa?" sementara Rara hanya menggelengkan kepala.
"Haduh, anak ini, jangan bercanda Rara!" omel Laras yang gemas akan kepolosan Rara.
Rara tertawa geli, "Ahahaha! Iya aku tahu, Laras. Kamu dengan Kenny kan? Aku pasti tau, secara kalian sudah 2 tahun lebih menjalin hubunga, Ahahah!"
Laras menghembuskan nafasnya kasar, "Wajah polosmu sangat membuatku tertipu. Baiklah kalau begitu, aku harap kamu memiliki role model kisah percintaanmu dengan Unno." Ujar Laras yang kemudian pergi meninggalkan Rara di balik kasir.
"Aku membersihkan beberapa meja dulu, ku tunggu kisahmu." Itulah kalimat yang Rara dengar sebelum kawannya pergi meninggalkan Rara yang masih terkejut.
Berapa detik kemudian Rara menepuk jidatnya, "Oh iya, aku telah menyebut nama Unno tadi, Hahaha Rara... Rara!" ucapnya kepada dirinya sendiri.
"Tetapi, sarannya boleh juga." Tutup Rara dengan senyuman manis sambal memerhatikan Laras yang mengelap meja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H