Mohon tunggu...
Raisha Thahira Isha Putri
Raisha Thahira Isha Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sekarang masih jadi mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Barat. Selalu suka sama sesuatu hal yang baru, tapi suka konsisten juga sama minat saat ini.

Raisha Thahira Isha Putri adalah seorang mahasiswi dari Perguruan Tinggi Negeri di Jatinangor, Jawa Barat. Fans berat Arctic Monkeys yang punya sejenak cita-cita untuk ngerubah namanya jadi Aurora karena sejak kecil jatuh cinta sama keindahan langit. Saat ini dia sedang magang di salah satu perusahaan media di Indonesia, doain semoga lancar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Memasang Lampu Merah?

25 Februari 2023   20:35 Diperbarui: 26 Februari 2023   12:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode 1

Hari ini Arni tidak lebih lelah dari biasanya. Sehabis bekerja pagi-sore di suatu perusahaan kecil tengah ibu kota dan, Arni selalu melintasi suatu rumah tua tepat di samping rumah seorang ustad di daerah tersebut. Sembari membeli nasi bungkus di  warung Mbak Nur yang tidak jauh dari rumah tua itu. 

Rumah tua ini tidak jauh dari kossan Arni, masih satu komplek dengan kossannya. Sementara itu, ustad yang berada di sebelah rumah tua itu bernama Ustad Toto, sudah dari puluhan tahun menjadi ustad pengajian di daerah ini serta kerap memimpin sholat berjamaah di Masjid komplek. 

Arni sebenarnya agak bingung melihat bagaimana Ustad Toto selalu mengaji di depan rumahnya usai balik dari sholat Isya, hal ini karena Ustad Toto mengaji dengan menghadapkan dirinya tepat ke arah timur rumahnya. Timur rumah Ustad Toto adalah rumah tua itu. 

Ustad Toto sangat tekun mengaji berhadapan dari samping rumah tua sebelah rumahnya, terkadang beberapa jemaah pengajian juga ikut mengaji bersama Ustad Toto usai Isya. Arni yang terkadang pulang larut malam hanya kebingungan melihat gerombolan tersebut mengaji, pikirnya untuk apa mengaji berhadapan di ruma tua tersebut, toh juga rumah tua itu sudah tidak berpenghuni. 

Arni juga terheran-heran mengapa pemilik dari rumah tua tersebut tidak menjual rumah ini kepada orang yang mungkin mau menempatinya. Jika dilihat-lihat, rumah tua ini memiliki tanah yang cukup luas. 

Namun tidak dapat dipungkiri, temboknya sudah banyak yang berkeropos, warna catnya pun sudah pudar, tanaman di rumah tersebut banyak yang layu, dan terlihat sangat berdebu. Rumah ini memang sudah sangat usang bagi Arni. 

Sesampainya di kossan, Arni terbaring lelah. Memikirkan beberapa proyek di tempat kerjanya yang tak kunjung usai sebab salah seorang rekan kerjanya jatuh sakit tempo hari, akibatnya Arni harus menanggung beberapa proyek pekerjaan rekannya. 

"Ah sial, makin banyak aja kerjaan gue tapi gaji gak naik-naik." keluhnya terhadap dirinya sendiri. 

Arni pun mengambil beberapa berkas pekerjaannya di dalam tas kerja, dia melihat beberapa berkas tersebut dan membacanya satu persatu. 

Arni terlihat fokus membaca dan memahami proyek yang saat ini dia jalani, "Proyek bangunan di Dusun Rengganah... di mana ya? perasaan tadi ada deh di sini." 

"Duh, jangan-jangan ketinggalan di kantor lagi," ucap Arni sambil menepuk jidatnya. 

"Masa ke kantor lagi gue? anjing lah!"

Arni kesal, proyek itu ingin ia kerjakan tepat pada malam hari ini agar besok hari kerjaannya sudah mendapat revisi dari atasannya. 

"Assalamualaikum, Kak Arni." terdengar suara ketukan dari pintu kossannya dan suara seorang perempuan yang memanggil namanya. 

Arni membuka pintu kossannya, dengan seksama dia melihat Aisyah di depan pintu kossannya, salah satu teman satu kossannya yang sedang melanjutkan studi magister di salah satu universitas swasta di Indonesia. 

Aisyah sendiri adalah seorang anak rantau dari daerah Jawa, dia juga sering mengikuti pengajian setiap malam di masjid dekat komplek namun tidak pernah Arni melihat Aisyah mengikuti pengajian bersama Ustad Toto di rumahnya. 

"Waalaikumsalam, ada apa?" balas Arni ketus. 

"Kak Arni tadi mampir dulu ya di warung Mbak Nur? Ini punya Kak Arni bukan?" balas Aisyah sambil menyodorkan map folio berwarna merah kepada Arni. 

Arni terdiam beberapa detik, "Astaga, iya ini punya gue nih," balas Arni sambil mengambil map folio yang disodorkan Aisyah. 

"Duh gue kelupaan tadi di warung Mbak Nur gue sempet ngeliat berkas kerja gue, ini lu ketemu dimana?" 

Aisyah tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Arni, "Ini yang nemuin Mbak Nur, Kak. Pas Kak Arni balik, aku dateng ke warung Mbak Nur untuk beli nasi bungkus. Trus Mbak Nur yang tau map ini punya Kak Arni, langsung minta tolong ke aku untuk kasih ke Mbak Arni."

Arni mengangguk mendengar jawaban Aisyah, "Oalah," balasnya.

"Makasih." balas Arni. 

Saat Aisyah ingin memutarkan badannya, Arni langsung menodong Aisyah dengan pertanyaan yang dia berikan, "Lu belum makan pas ke sini nganter map gue?" 

"Belum Kak, ini aku mau balik ke warung Mbak Arni." 

"Ya udah, lu gue traktir." balas Arni yang langsung menaruh berkasnya di meja kerja samping pintu kossannya. Aisyah mengelak, "Gak usah Kak Arni. Gak perlu repot-repot." balas Aisyah yang merasa sungkan. 

"Gue gak suka penolakan, pokoknya lu gue traktir." ujar Arni yang sudah memakai sendal swallownya dan langsung mengunci kossannya. Aisyah terdiam, ia masih merasa sungkan kepada Arni yang ingin meneraktirnya. 

Aisyah memang seseorang yang tidak enakkan, bertolak belakangan dengan Arni yang lebih to the point pada perasaannya sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun