Mohon tunggu...
Raisha Nanda Noer
Raisha Nanda Noer Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Komunikasi di Universitas Pertamina

Writing from the heart to another

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Kriminalitas Tanpa Batas: Resensi Film Mencuri Raden Saleh"

24 Januari 2024   08:30 Diperbarui: 24 Januari 2024   08:37 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini mengandung persahabatan yang memiliki kelebihan masing-masing, namun kelebihan ini digunakan untuk melakukan sebuah kriminal demi menyelamatkan ayah Piko. Komplotan ini berisikan 6 anggota, yaitu Piko Subiakto "The Forger", Yusuf Hamdan/Ucup "The Hacker", Sara "The Brute", Fella "The Negotiator", Gofar "The Handyman", dan Tuktuk "The Driver".

Secara tidak langsung, Angga Dwimas Sasongko menunjukkan sisi gelap dunia remaja terutama di kalangan mahasiswa, namun dikemas dalam bentuk cerita yang seru dan sekaligus membuat penonton penasaran dengan scene-scene selanjutnya. 'Kenakalan remaja' ini dapat digambarkan dengan hobi dan kelebihan masing-masing tokoh.

Piko tidak hanya pandai melukis, melainkan juga pandai menduplikasikan lukisan-lukisan terkenal, Ucup yang digambarkan sebagai hacker handal, Sara dengan skill bela dirinya yang dapat digunakan untuk menyakiti orang lain, Fella yang merupakan keturunan orang berada namun menjadi bandar judi, kemudian Gofar dan Tuktuk yang gemar melakukan balap liar yang membuatnya mengutang dalam jumlah yang tidak sedikit.

Gaya bahasa yang digunakan dalam film Mencuri Raden Saleh yaitu gaya bahasa anak-anak remaja di era sekarang atau dapat dikatakan dengan istilah 'gaul'. Diiringi dengan latar dan waktu yang jelas, maka gaya bahasa gaul ini tetap mudah diterima oleh penonton karena penonton dapat menempatkan dirinya dalam film ini. Gaya bahasa ini pun sangat cocok untuk menggambarkan para tokoh remaja yang diselingi kata-kata kasar seperti remaja pada umumnya.

Selain itu, film Mencuri Raden Saleh mengandung unsur sinematik yang enak untuk dipandang. Color grading yang pas dan sesuai latar, musik dan instrument yang mengiringi setiap adegannya menambahkan sensasi yang membuat penonton merinding saat menyaksikan adegan-adegan bombastis.

Keberhasilan Angga Dwimas Sasongko pada film ini adalah mengemas adegan-adegan action yang penuh dengan tabrak-menabrak, pertengkaran, dan perlawanan menjadi adegan yang seru dan justru memberikan makna yang dalam. Setelah menonton film ini, kalian dapat memetic sebuah pesan, yaitu untuk tidak mengambil jalan pintas seperti tindakan kriminal untuk mengatasi permasalahan atau konflik yang sedang kalian hadapi.

Sudah seharusnya seorang pelajar fokus untuk belajar dan menggapai cita-citanya, namun di sisi lain, menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidaklah mudah. Terlebih lagi bagi orang yang merasakan memerlukan biaya yang cukup besar dan tanggung jawab untuk menyelesaikan sampai akhir.

Tidak hanya kekuatan persahabatan yang ditunjukkan, melainkan nilai kasih sayang seorang anak kepada orangtuanya. Tokoh Piko yang dimainkan oleh Iqbaal Ramadhan sangatlah memukau dimana penonton dapat merasakan besarnya pengorbanan yang dilakukannya hanya untuk mengeluarkan ayahnya dari penjara. Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa Angga Sasongko memanfaatkan sisi emosional yang berada pada sederet permasalahan.

Terdapat banyak sekali emosi yang dituangkan dan meninggalkan kesan yang seperti roller coaster bagi penonton karena terdapat perubahan emosi yang cukup drastis pada setiap adegannya. Mulai dari Piko diijebak oleh Permadi, seorang mantan presiden, sensasi deg-degan saat Tuktuk ditangkap, dan godaan uang miliaran Ripuah yang telah meruntuhkan kehidupan sang pelukis. Hal ini pun yang membuat film Mencuri Raden Saleh tidak bosan untuk ditonton.

Namun, seperti film pada umumnya. Terdapat banyak sekali pemain ekstra yang terlibat tetapi tidak memiliki peran dan fungsi yang cukup jelas. Hal ini menjadi secuil kesalahan yang terdapat dalam film ini. Terdapat seorang anak mantan presiden, Rama, yang akhirnya muncul saat pertengahan ke akhir film.

Dapat dirasa bahwa Rama tidak memiliki cukup screen time yang menonjolkan sisi kenakalannya. Hanya saja, Rama digambarkan sebagai seseorang yang 'gila per'mpuan' dan mudah sekali untuk menyukai orang lain. Hal ini dapat dilihat pada adegan dimana Rama jatuh pada pandangan pertama kepada Sara saat pesta pengesahan lukisan Raden Saleh di Istana Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun