Mohon tunggu...
Raisha Nanda Noer
Raisha Nanda Noer Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Komunikasi di Universitas Pertamina

Writing from the heart to another

Selanjutnya

Tutup

Film

"Mencuri Raden Saleh", Aksi Kriminal Demi Keadilan

24 Januari 2024   06:14 Diperbarui: 24 Januari 2024   06:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com

Suatu hari, Dini (Atiqah Hasiholan) menghubungi Piko untuk mengerjakan sebuah lukisan palsu lagi, yaitu lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Pada awalnya, Piko menolak tawaran Dini sebab ia tidak ingin menanggung resikonya apabila pemalsuan lukisan yang ia buat ketahuan. Namun, Piko sedang dilanda masalah dimana ayahnya sedang terkurung di dalam sel penjara akibat ditipu oleh temannya.

Untuk mengurangi masa penahanannya, mereka harus mendapatkan uang sebesar 2 miliyar rupiah untuk membuka kembali kasusnya. Alhasil, Piko menerima pekerjaan tersebut dengan syarat pembayarannya akan dinaikkan dari 1 miliyar rupiah menjadi 2 miliyar rupiah.

Selang waktu berjalan, Piko dan Ucup melakukan berbagai usaha untuk membuat lukisan palsu ini semirip mungkin dengan lukisan aslinya, mulai dari melakukan riset yang dapat menjadi acuan mereka, mencari kanvas yang sesuai, hingga membuat pemanas sebagai pelengkap lukisan.

Di perjalanan ini mereka dihadapi oleh beberapa trouble, namun dapat dihandle oleh teman-teman mereka yang lainnya, yaitu Gofar dan Tuktuk, dua kakak beradik yang gemar melakukan hal-hal berbau mekanik. Meskipun tidak sekolah, namun mereka dapat diandalkan dan dapat dikatakan sebagai ahli mesin handal.

Setelah lukisan palu telah usai dibuat, terdapat pacar Piko yang hadir di base camp mereka, Sarah. Ternyata Sarah tidak mengetahui rencana gelap Piko karena ia tidak ingin membuat Sarah resah yang ingin menghadapi PON di waktu yang dekat. Terjadilah perdebatan ricuh antara mereka yang berakhir Sarah bergabung ke dalam tim mereka.

Tenggat waktu yang diberikan oleh Dini masih 1 jam, sehingga Piko, Ucup, dan Sarah pergi menemuinya di suatu tempat. Namun, tak disangka bahwa Dini membawa rombongan tidak terduga, yaitu mantan presiden, Permadi (Tio Pakusadewo). Permadi melihat lukisan palsu itu dengan jeli dan mengakui bahwa lukisannya sangat mirip dengan lukisan yang dulu ada di ruangan kantornya di masa ia menjabat.

Setelah itu, Permadi tidak langsung memberikan uang 2 miliyar rupiah yang dijanjikan di awal, melainkan memberi penawaran yang lebih menarik yang tentunya memiliki bayaran yang cukup lebih tinggi, yaitu 17 miliyar rupiah. Permadi meminta Piko untuk menukar lukisan palsu itu dengan lukisan Raden Saleh yang asli di Istana Negara. Pada awalnya, Piko ragu untuk menerima tawarannya, namun tergiur dengan jumlah uang yang ditawarkan sehingga terbentuk sebuah komplotan pencurian.

Dalam penyusunan rencana, Ucup telah menyusun sebuah strategi yang dapat mereka eksekusikan, namun pada akhirnya gagal karena ketahuan. Oleh karena itu, mereka merekrut Fella yang dianggap sebagai orang kaya namun berjiwa criminal. Fella menyimak rencananya dengan baik, namun ia mengakui bahwa masih terdapat detail-detail yang kurang sehingga rencananya terkesan bolong sana-sini.

Pada akhirnya, Fella mengisi kekosongan yang ada di rencana mereka sehingga rencananya lebih matang dan minim resikonya. Rencana dimulai dengan Gofar dan Tuktuk direkrut menjadi staff Senopati Express, yaitu perusahaan jasa pengiriman logistik yang digunakan untuk perpindahan lukisan asli Raden Saleh ke pameran di Istana Negara. Setelah ada insideman, maka rencana berjalan dengan lancar.

Namun, terjadi sebuah kesalahan teknis karena ternyata terdapat polisi yang mengikuti truk pengiriman lukisan yang tidak diketahui oleh mereka. Alhasil, rencana gagal dan Tuktuk ditangkap oleh kepolisian.

Kegagalan rencana mereka membuat mereka terpisah-pisah untuk sementara waktu. Mereka penuh dengan rasa marah, kecewa, dan gelisah. Saat hari pameran sudah berjalan, Piko penyadari bahwa lukisan yang dipajang bukanlah lukisan asli Raden Saleh, melainkan lukisan palsu yang telah ia buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun