Mohon tunggu...
Raisha Alvara Dahayunanda
Raisha Alvara Dahayunanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Seorang mahasiswa aktif, yang memiliki minat besar dalam kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dari Sekolah untuk Dunia: Siswa SMA Dilatih Hadapi Henti Jantung

24 Desember 2024   20:49 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Henti jantung atau cardiac arrest merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius dan membutuhkan penanganan cepat. Dalam kondisi ini, setiap detik sangat berarti untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Penilaian awal yang cepat dan respons yang tepat dapat menjadi pembeda antara hidup dan mati, atau antara hidup sehat dan kecacatan permanen.

Namun, tanggung jawab memberikan pertolongan pertama tidak hanya terletak pada petugas kesehatan. Masyarakat umum, termasuk siswa sekolah menengah atas (SMA), juga perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menghadapi situasi darurat. Mereka dapat menjadi penolong pertama yang memberikan bantuan hidup dasar atau Basic Life Support (BLS) sebelum tenaga medis tiba.

Melihat pentingnya hal ini, dua dosen keperawatan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yaitu Indah Dwi Pratiwi dan Edi Purwanto, melakukan penelitian untuk mengetahui apakah pelatihan BLS dapat meningkatkan pengetahuan siswa SMA tentang cara memberikan bantuan hidup dasar.

Dalam penelitian ini, sebanyak 32 siswa SMA dilibatkan sebagai responden. Para siswa tersebut mendapatkan pelatihan intensif yang mencakup langkah-langkah penting dalam memberikan bantuan hidup dasar, seperti membuka jalan napas, melakukan kompresi dada, dan mengelola situasi darurat lainnya. Sebelum pelatihan dimulai, siswa diberi tes awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka mengenai BLS. Setelah pelatihan selesai, tes serupa dilakukan kembali untuk melihat apakah ada perubahan dalam pemahaman mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan BLS memiliki dampak yang signifikan. Sebelum pelatihan, banyak siswa yang tidak tahu langkah-langkah yang benar dalam memberikan pertolongan pertama pada korban henti jantung. Namun, setelah pelatihan selesai, pengetahuan mereka meningkat drastis. Para siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mempraktikkan langkah-langkah BLS dengan lebih percaya diri.

Indah Dwi Pratiwi menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat penting, terutama bagi siswa yang masih dalam usia produktif. Mereka tidak hanya akan menjadi lebih siap dalam menghadapi situasi darurat di lingkungan sekolah, tetapi juga di masyarakat. Dengan pengetahuan ini, mereka memiliki peluang lebih besar untuk menyelamatkan nyawa seseorang dalam keadaan darurat.

Edi Purwanto menambahkan bahwa pelatihan seperti ini seharusnya menjadi bagian dari program pendidikan di sekolah. Selain memberikan keterampilan yang bermanfaat, pelatihan ini juga membangun rasa tanggung jawab sosial pada siswa. Mereka belajar untuk peduli terhadap keselamatan orang lain dan berani mengambil tindakan yang diperlukan dalam situasi kritis.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatihan BLS bukan hanya sekadar kegiatan tambahan, tetapi sebuah investasi penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih siap menghadapi kondisi darurat. Dengan melibatkan siswa SMA dalam pelatihan seperti ini, generasi muda dapat menjadi ujung tombak dalam memberikan pertolongan pertama di komunitas mereka.

Melalui temuan ini, Indah Dwi Pratiwi dan Edi Purwanto berharap sekolah-sekolah di Indonesia dapat menjadikan pelatihan BLS sebagai bagian rutin dari kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu, lebih banyak orang akan terlatih untuk menangani henti jantung atau keadaan darurat lainnya.

Dengan membekali siswa SMA dengan pengetahuan dasar tentang bantuan hidup, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga membangun generasi yang peduli dan siap bertindak di tengah keadaan darurat. Langkah kecil seperti ini dapat membawa perubahan besar bagi keselamatan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun