Ahimsa merupakan salah satu bagian dari Panca Yama Bratha, yaitu lima macam pengendalian diri tingkat dasar untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Secara umum, ahimsa berarti antikekerasan. Namun bagi Gandhi, "artinya jauh lebih tinggi, jauh lebih tinggi. Artinya, Anda tidak boleh menyinggung siapa pun; Anda tidak boleh menyimpan pikiran yang tidak baik, bahkan dalam hubungan dengan mereka yang menganggap Anda sebagai musuh. Bagi orang yang mengikuti doktrin ini, tidak ada musuh. Seseorang yang percaya pada kemanjuran doktrin ini menemukan pada tahap akhir, ketika ia akan mencapai tujuan, seluruh dunia berada di kakinya.
Ahimsa membantu seseorang melawan dan mengatasi musuh internal yang termasuk dalam sad ripu. Sad ripu mencerminkan kelemahan manusia yang bisa menyebabkan perilaku destruktif, termasuk kekerasan baik secara fisik maupun emosional. Sad ripu berasal dari kata Sad yang berarti enam dan Ripu berarti musuh. Adapun bagian-bagian dari Sad Ripu yaitu:Â
Apabila kita tidak bisa mengendalikan sad ripu ini maka kita akan terjerumus ke dalam lembah kekotoran dan juga neraka.
Ahimsa dan Cinta
Ahimsa adalah cinta, karena hanya cinta yang bisa muncul secara spontan dan memungkinkan seseorang bertindak selaras dengan hati dan pikirannya. Maka dari itu, cinta harus berlipat ganda, karena 'cinta melahirkan cinta'; dan menuntun manusia menuju persatuan sejati.
- Keteguhan Hati dan Prinsip
Keteguhan hati Gandhi terlihat dari konsistensinya dalam memegang prinsip, meskipun menghadapi tekanan besar. Ia tidak pernah mengorbankan nilai-nilainya demi keuntungan pribadi atau kenyamanan sesaat. Bagi Gandhi, prinsip adalah fondasi moral yang harus dijaga di segala situasi. Keteguhan hati dan prinsip dapat menjadi panduan untuk menghadapi berbagai tantangan. Individu yang teguh pada prinsipnya cenderung lebih mampu mengambil keputusan yang benar dan bertanggung jawab
Praktik Ahimsa oleh Mahatma Gandhi
- Salt March atau Dandi March
Salah satu penerapan utama ahimsa adalah konsep satyagraha, yang berarti "keteguhan dalam kebenaran." Gandhi menggunakan satyagraha untuk melawan ketidakadilan tanpa menggunakan kekerasan. Contoh terkenal dari satyagraha adalah Salt March atau "Dandi March" pada tahun 1930. Ketika pemerintah kolonial Inggris memberlakukan pajak yang berat atas garam, Gandhi memimpin protes jalan kaki sejauh 240 mil (sekitar 386 km) dari Ahmedabad ke Dandi di pesisir barat India. Aksi ini adalah simbol ketidakpatuhan sipil terhadap hukum kolonial, dan menarik perhatian internasional terhadap perjuangan kemerdekaan India. Dalam Salt March, para peserta menghadapi kekerasan fisik dari otoritas kolonial, tetapi mereka tetap teguh dan menahan diri untuk tidak membalas. Melalui tindakan ini, Gandhi menunjukkan kekuatan moral dari ahimsa, yang memiliki kemampuan untuk mengubah hati dan pikiran lawan tanpa melibatkan kekerasan.
Perlawanan ini dilakukan tanpa kekerasan, tetapi berhasil menginspirasi jutaan orang India untuk menentang hukum kolonial dengan cara damai.