Mohon tunggu...
Raisa Rahma Oksigenita
Raisa Rahma Oksigenita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi di Universitas Airlangga

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penanganan Pada Demam Berdarah

18 September 2024   08:08 Diperbarui: 18 September 2024   08:13 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENANGANAN PADA PENYAKIT DEMAM BERDARAH

RAISA RAHMA OKSIGENITA/191241032

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah atau yang biasa disebut DBD merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini menjadi begitu menakutkan karena bisa dengan berbagai hal penyakit ini bisa menular dengan cepat dalam suatu wilayah, dan penyakit ini bisa membawa virus dengue dari satu  wilayah ke wilayah lainnya. Penyakit Demam Berdarah ini terdiri dari empat serotipe yaitu DENV-1,2,3 dan 4. Dan virus DBD ini dapat menyebabkan dua tipe infeksi yaitu infeksi primer dan infeksi sekunder.

Dari kedua infeksi tersebut, mari kita bahas infeksi primer terlebih dahulu dan dilanjut dengan infeksi primer. Infeksi primer dapat muncul dengan ditandai demam akut atau demam berdarah yang akan dinetralisir dalam kurun waktu tujuh hari oleh respon imun, dan Infeksi sekunder  cenderung lebih berat dan mengakibatkan DBD atau virus dengue. 

Demam berdarah ini dapat berdampak pada organ-organ pada tubuh dan sistem kerja di seluruh tubuh. Penyakit demam berdarah ini begitu bervariasi dari yang ringan hingga demam berdarah berat/akut.. Biasanya demam berdarah juga ditandai dengan kebocoran plasma pada fase awal pendarahan dari pendarahan ringan hingga ke pendarahan berat.

Data dari WHO memaparkan perkiraan 2,5 milyar atau 40% populasi di dunia atau di negara kita sendiri beresiko terserang penyakit Demam Berdarah terutama para warga negara yang tinggal di bagian negara tropis dan subtropis. Dan hingga saat ini juga WHO memperkirakan 390 juta infeksi dengue yang terjadi di seluruh belahan dunia setiap tahunnya. 

Sejak tahun 1986 hingga tahun 2009 WHO memaparkan catatan data bahwa Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD paling tinggi di Asia Tenggara dan tertinggi di dunia setelah Thailand. Dan ada beeberapa faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit DBD ini yang berdasarkan melalui segitiga epidemiologi yang dipengaruhi dari faktor manusia sebagai host, serta nyamuk Aedes Aegypti yang sebagai vektor atau penular Virus dengue pada lingkungan.

Berbagai upaya untuk menanggulangi demam berdarah ini sudah banyak upaya dan usaha yang dilakukan baik dari tenaga kesehatan maupun masyarakat, salah satu upaya dari penanggulangan DBD ini yaitu bagaimana cara untuk bisa mengendalikan vektor yang dapat membawa virus dengue ini baik secara fisik, biologi maupun kimia. 

Dan para Masyarakat saat ini lebih memilih upaya pencegahan atau penanganan DBD secara kimia karena memiliki kemampuan untuk membunuh secara langsung dan cepat, akan tetapi, bahan aktif atau senyawa kimia sintetik yang digunakan akan menyebabkan resistensi pada nyamuk karena salah penggunaan dosis.

Sasaran dari penyakit demam berdarah ini dapat menyerang di segala usia, yaitu anak umur kurang 1 tahun, balita, anak usia sekolah, remaja, dan orang dewasa. Ada beberapa bentuk pencegahan atau penanganan dalam pengendalian penyakit demam berdarah yaitu melalui masyarakat, dimulai dari pemberantasan nyamuk dengan menerapkan 3M (Menutup, Menguras, dan mendaur ulang), kemudian pengendalian yang ke-2 yaitu melalui peran dari tenaga kesehatan di sektor kesehatan baik melalui penyuluhan kepada Masyarakat terkait "Pencegahan Virus dengue/DBD)", melakukan screening di setiap rumah-rumah warga melalui kader-kader desa tentang pengecekan air ataupun tempat dimana ada air yang tergenang.

Kesimpulan dari essay yang telah saya publish ini merupakan sebuah upaya bagi masyarakat dan tenaga kesehatan di dunia maupun di negara tercinta kita, Indonesia. Dimana dari interaksi antar tenaga kesehatan dan masyarakat ini bisa menjadi sebuah tolak ukur dari kehidupan berbangsa ini. Serta penyakit demam berdarah ini tidak bisa kita anggap remeh atau sepelekan karena dapat berisiko kematian.

KATA KUNCI: Demam Berdarah, Faktor, Penanganan

DAFTAR PUSTAKA

Asep Sukohar, 2014,Demam Berdarah (DBD), Medula Jurnal Profesi Kedokteran Universitas Lampung, 2(2), 1-15

Christina Astutiningsih, Rika Septiana, Bayu Tri Murti & Atikah Darumas Putri, 2020, Jurnal Abdidas, 1(6), 632-639

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun