Mohon tunggu...
Raisa Olivia
Raisa Olivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka gojo satoru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Periklanan di Era Digital Antara Influencer Marketing Media Sosial dan Iklan Televisi

8 Desember 2024   12:07 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil riset mengemukakan bahwa pola pikir berdagang saat ini adalah digital, maka seluruh konsep konvensional harus secara perlahan dirubah kepada konsep kekinian (Aprilya, 2017; Alriani, 2014). r. Peran teknologi telah menjadi candu bagi perubahan sikap dan perilaku konsumsi (Rohimah, 2019; Alriani, 2014; Kusniadji, 2018). Dunia periklanan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa dekade terakhir karena kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin luas. Di Indonesia, peran digital marketing terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda, yang secara aktif menggunakan platform digital untuk mengevaluasi produk dan layanan sebelum membuat keputusan pembelian (Amelia & Saftiana, 2020). Apalagi Di era digital saat ini, tren periklanan mengalami pergeseran besar, dengan influencer dan media sosial menjadi komponen penting dalam strategi pemasaran. Menurut Kasali (2007), Media sosial, juga dikenal sebagai jejaring sosial, adalah platform pemasaran yang berkembang paling cepat di seluruh dunia (Coremetrics, 2010). iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh Masyarakat..Di sisi lain, iklan televisi, yang dulunya merupakan alat periklanan utama, sekarang menghadapi tantangan baru saat bersaing dengan perkembangan digital.Menurut Etika Pariwara Indonesia (EPI), etika periklanan meliputi serangkaian aturan normatif yang mengatur praktik dan bisnis periklanan. Menurut Etika Pariwara Indonesia (EPI), etika periklanan meliputi serangkaian aturan normatif yang mengatur praktik dan bisnis periklanan. Dalam era digital yang terus berkembang, peran komunikasi dalam dunia periklanan dan promosi menjadi semakin krusial. Perubahan cepat dalam teknologi telah mengubah cara konsumen berinteraksi dengan informasi, merek, dan produk. Pemasaran melalui influencer adalah fenomena baru dalam dunia periklanan yang muncul seiring dengan berkembangnya platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter. Menurut Shimp dalam Natalia dan Rumambi (2013), pendukung iklan atau bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan disebut endorser. Orang Biasa dan Orang Terkenal adalah dua jenis pendukung. Iklan bertujuan untuk memengaruhi perasaan, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra pelanggan tentang barang dan merek. Namun, menurut Peter & Olson (2014), salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan adalah dengan menggunakan narasumber sebagai figur penarik perhatian dalam iklan. Konsumen akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan oleh narasumber yang menarik. Mereka dapat menargetkan audiens dengan lebih tepat dan spesifik karena influencer sering memiliki niche tertentu, seperti kecantikan, mode, teknologi, makanan, atau kebugaran. Ryan dan Jones pada lidyawati mengatakan bahwa digital influencer adalah orang yang mempunyai pengaruh yang besar disosial media. Sebagai individu yang memiliki pengaruh signifikan di media sosial, influencer memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pengikut mereka, yang sering kali dianggap sebagai teman atau bahkan sebagai anggota keluarga oleh para pengikutnya (Abidin, 2016.) Influencer membuat konten di media sosial dengan topik yang beragam dengan tujuan mempromosikan produk atau layanan serta meningkatkan popularitas dalam rangka mempengaruhi followersnya (Stoldtetal.,2019) Karena audiens

merasa lebih terhubung secara emosional dengan influencer yang mereka ikuti, ketika

seorang influencer merekomendasikan suatu produk, mereka percaya bahwa rekomendasi

tersebut berasal dari seseorang yang mereka percayai daripada dari perusahaan yang

mempromosikan produk secara eksplisit. Akibatnya, keterlibatan ini seringkali

menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan iklan tradisional.

Saat ini, endorsement adalah strategi yang paling umum digunakan untuk pemasaran

online, di mana endorsement adalah dukungan terhadap produk yang baik dan dilakukan

oleh seseorang yang memiliki pengikut yang dapat mempengaruhi seseorang secara

positif. Bisa dilihat dari 2 sudut pandang yang pertama dari sudut pandang daya Tarik dan

yang kedua sudut pandang kredibilitas (Puspanidra&Valdiani,n.d.) Periklanan melalui

influencer juga harus memperhatikan masalah engagement yang dibeli atau pengikut palsu. Ini karena, meskipun banyak influencer yang menjaga hubungan yang tulus dengan pengikut mereka, beberapa lebih mementingkan keuntungan finansial daripada kredibilitas, yang dapat membuat pengikut percaya bahwa rekomendasi produk tidak adil atau terlalu paksa. Salah satu masalah yang dihadapi oleh periklanan melalui influencer Adalah keaslian transpartasi.Iklan merupakan salah satu elemen dalam bauran promosi (promotion mix), yang juga termasuk dalam bauran pemasaran (marketing mix). Secara umum, iklan dapat diartikan sebagai pesan yang memperkenalkan produk kepada publik melalui berbagai media. Periklanan adalah bentuk pesan penjualan yang paling persuasif, yang ditujukan kepada calon konsumen potensial dengan biaya yang paling efisien (Jefkins, 1997:5). Etika periklanan mengutamakan prinsip kebenaran dan kejujuran, yang mengharuskan setiap klaim dalam iklan untuk didukung oleh bukti yang kuat (Tunggele, 2022). Iklan televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dengan televisi yang menyajikan gambar bergerak dan suara, menjadikannya media yang memberikan kenyamanan bagi penontonnya. Oleh karena itu, televisi memiliki peran penting dalam proses sosialisasi dan bisa dianggap sebagai media sosial. Meskipun sebagian orang mungkin merasa terganggu dengan iklan televisi, bagi kelompok usia tertentu, iklan tersebut dapat menarik perhatian (Kepada & Negeri, 2020; Krisnaldly, 2020; Januari, 2020; Fadhurrosi, 2021). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa iklan perusahaan dapat meningkatkan kesadaran merek (Bajwa & Khan, 2022; Zulfikar & Subarsa, 2019; Astiti Sari et al., 2019).Meskipun iklan TV memiliki banyak manfaat, ada beberapa kelemahan. Pertama dan terpenting, iklan di televisi sangat mahal, terutama di slot prime time. Biaya ini seringkali tidak dapat dibayar oleh banyak merek, terutama bisnis kecil dan menengah. Pengiklan tidak selalu harus membayar lebih banyak untuk pesan daripada mencapai audiens yang tepat.Dengan pesatnya perkembangan media elektronik dan teknologi informasi, televisi menempati urutan teratas dalam periklanan media. TV memiliki efek paling besar karena menarik bagi telinga dan mata. Iklan televisi biasanya membutuhkan banyak uang (Kotler, 2002). Meskipun tujuan iklan dan influencer marketing yang sama adalah meningkatkan kesadaran merek dan mendorong pelanggan untuk membeli produk, pendekatan yang mereka gunakan berbeda.Iklan televisi dan influencer masih relevan di era teknologi yang serba cepat ini. Namun, iklan televisi masih efektif untuk merek besar yang ingin menjangkau audiens massal, sedangkan influencer marketing lebih cocok untuk bisnis yang ingin lebih dekat dengan audiens yang tersegmentas.

Daftar pustaka

A. Sari, D. P. (2022). LITERATURE REVIEW KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI

MINAT BELI: PROMOSI IKLAN TV DAN MEDIA SOSIAL. manajemen pendidikan

, 175-190.

A. Wiraputra, I. I. (2023). Meningkatkan Niat Beli Konsumen Melalui Pemasaran Digital: Iklan,

Celebrity, Dan Influencer. komunikasi dan media sosial, 739-749.

Aisyah, S. (2021). Dasar-Dasar Periklanan.

As-syahri, H. (2024). Peranan Influencer Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Digital 5.0.

penelitian ilmu ilmu sosial, 356-362.

Azharia. (2024). Etika Periklanan Pada Media Sosial Instagram di Era Influencer.

sosiohumaniora nusantara, 435-443.

H. Pramesthi, B. P. (2023). PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP BRAND

AWARENES. ilmu komunikasi uho.

Hardianawati, H. (2022). Strategi Marketing melalui Celebrity Endorsement dan Influencer

Marketing. multidisiplin madani, 865-876.

Hasibuan, R. R. (2024). DAMPAK PERSONAL BRANDING DAN INFLUENCER

MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN GENERASI

Z. Home of Management and Bussiness Journal, 1-6.

I. Mustika, S. M. (2023). Analisis Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pemasaran pada

Usaha Kecil Menengah. riset menejemen komunikasi, 7-12.

putri, A. (2024). Khayalak TV di Indonesia. inovasi dan tren, 501-504.

R. Fitriani, L. p. (2021). Tren Teknologi Artificial Intelligence Pengganti Model Iklan Di Masa

Depan. sosial-politika, 118-129.

R.koto, R. (2024). Pentingnya Komunikasi Dalam Iklan dan Periklanan di Era Digital. ilmu

komunikasi.

Sari, S. (2020). STRATEGI MENINGKATKAN PENJUALAN DI ERA DIGITAL. Reflection :

Economic, Accounting, Management, & Business, 291-300.

Syukur, M. (2022). INFLUENCER IMPACT: SOLUSI PRODUSEN DALAM

MEMPROMOSIKAN PRODUK. istiqro, 129-140.

Widyaningsih, D. Z. (2024). Peran Etika Periklanan Dalam Mencegah Iklan yang Menyesatkan.

teknik informatika, sains informasi, ilmu komunikasit, 278-287.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun