Mohon tunggu...
raisanihsanudin
raisanihsanudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus di Cibiru

Saya adalah mahasiswa yang memiliki minat terhadap musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapa Yang Bertanggung Jawab atas Pendidikan Karakter?

22 Desember 2024   15:51 Diperbarui: 22 Desember 2024   15:50 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang bertanggungjawab atas karakter anak bangsa? Pertanyaan ini muncul di tengah maraknya diskusi tentnag kualitas gen Z. Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab dalam membentuk karakter anak? Apakah orang tua, guru, atau lingkungan?

Yang perlu digaris bawahi adalah, mengapa karakter anak bangsa mengalami penurunan? Ada beberapa asumsi yang mengakibatkan hal ini terjadi, yang pertama adalah kurangnya model untuk anak bangsa, keberadaan sosok panutan yang kuat, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, semakin berkurang. Anak-anak kesulitan menemukan role model yang dapat mereka contoh dalam berperilaku, sosial media memberikan pilihan yang buruk untuk anak-anak bangsa jadikan teladan, seperti sekarang maraknya podcast tawuran yang menjadi cikal bakal lahirnya karakter anak bangsa yang bar-bar.

Tontonan di sosial media bisa sangat berpengaruh pada karakter anak bangsa, banyak sosial media yang dipakai anak muda seperti tiktok, instagram, youtube dan lainnya, media sosial tersebut mencekoki anak bangsa dengan konten-konten yang menarik perhatian, sehingga anak bangsa memilki rasa candu untuk terus bermain sosial media, karena kepuasan instan dari konten di sosial media tersebut, lalu sampai kapan karakter anak bangsa mengalami penurunan? Apakah akan kita biarkan saja?

Perubahan nilai-nilai yang menjunjung tinggi etika dan moralitas semakin terkikis oleh pengaruh budaya populer yang seringkali mengutamakan kepuasaan sesaat, anak bangsa seakan sedang di stir oleh konten yang sedang trending di sosial media, mereka menyisihkan nilai-nilai yang luhur sehingga karakter anak bangsa tidak terlihat lagi.

Apa yang terjadi jika karakter anak bangsa terus mengalami penurunan? Akan ada banyak kasus kriminalitas yang akan terjadi, semakin tidak berkarakter maka semakin bar-bar orang itu akan bertindak. Kejahatan seperti pencurian, kekerasan, dan perusakan akan seringkali dilakukan oleh orang-orang bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh anak-anak yang kurang memiliki rasa tanggung jawab dan empati.

Lingkungan akan menjadi semakin suram jika masyarakatnya tidak memiliki karakter, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan akan hilang dan mungkin tidak akan dipikirkan lagi sehingga akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup, kerusakan ini akan terus terjadi sampai semakin parah, lalu yang paling mengkhawatirkan adalah kemunduran bangsa, generasi selanjutanya akan memiliki karakter yang lemah dan akan sulit untuk membangun bangsa yang maju, sejahtera dan berkarakter.

Untuk menghindari kemunduran karakter maka penting untuk menerapkan pendidikan karakter, tidak hanya disekolah saja, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar harus menerapkan pendidikan karakter, jangan memberikan sepenuhnya tanggung jawab pada guru-guru yang ada di sekolah, seharusnya guru, orang tua dan masyarakat bekerja sama membangun sebuah lingkungan yang mendukung berjalannya pendidikan karakter ini.

Keluarga sebagai pendidik pertama dan paling utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting sebagai fondasi bagi anak dalam belajar tentang nilai-nilai moral, etika, dan sopan santun. Tindakan, sikap, kata-kata, orang tua akan menjadi cerminan bagi anak-anak. Akan tetapi di jaman ini, banyak orang tua yang menghadapi tantangan dalam mendidik anak akibat dari tuntutan pekerjaan dan gaya hidup yang serba cepat. Seperti kurangnya memberikan perhatian kepada anak karena orang tua sibuk bermain sosial media, dan malah memberikan anak handphone untuk solusi sesaat tanpa memikirkan dampak yang diterima anak untuk kedepannya.

Di sisi lain, guru selalu disalahkan atas menurunnya karakter anak, peran guru memang tidak kalah penting. Di sekolah, guru tidak hanya mengajar mata pelajaran akademik, tetapi juga berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan karakter siswa. Tetapi pengawasan guru hanya ada di sekolah saja sedangkan di luar sekolah sikap anak tidak bisa dikontrol oleh Guru namun ketika di sekolah Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, di mana siswa merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Guru bisa memberikan perhatian kepada anak yang kurang mendapatkan perhatian di rumah, agar anak memiliki karakter yang kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungannya.

Selain pada sekolah dan rumah, lingkungan pun menjadi hal yang sangat berpengaruh untuk perkembangan karakter anak, lingkungan bisa mempengaruhi pola pikir anak jika anak tersebut tidak memiliki karakter yang kuat, seperti ikan yang berenang bersama arus, anak yang mempunyai karakter pun kadang bisa dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk, maka penting bagi orang tua dan guru untuk selalu mengingatkan kepada anak untuk berhati-hati dan jangan mudah dipengaruhi.

Pendidikan karakter adalah investasi untuk masa depan, selain pada pendidikan karakter kita juga harus memperkuat peran keluarga, membangun komunikasi yang terbuka dan hangan dengan anak, serta memberikan contoh perilaku yang baik, selain itu berikan pengawasan terhadap penggunaan media sosial pada anak, batasi waktu penggunaan gadget dan pilih-pilih konten yang sesuai dengan usianya, lalu carilah lingkungan yang positif hindari lingkungan yang dirasa membawa dampak buruk pada anak, segeralah pindah rumah dan carilah lingkungan yang saling mendukung dan ramah untuk pertumbuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun