Mohon tunggu...
Raisah Syarfinah
Raisah Syarfinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya, Pendidikan Sejarah

Halo semua! saya Raisah Syarfinah dari Universitas Sriwijaya. Aku sangat menyukai menulis dan membahas isu isu politik dan lain - lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Larangan untuk mempotret Makanan Gratis, Benarkah larangan tersebut?

10 Januari 2025   15:14 Diperbarui: 10 Januari 2025   15:14 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Gratis (Sumber: Pinterest)

Pada 6 Januari 2025, lalu baru saja pemberlakuan makanan gratis yang merupakan salah satu program dari Pak Prabowo. Tujuan dari program ini adalah untuk Meningkatkan Gizi Anak tidak hanya itu namun juga untuk mengurangi stunting pada anak Fokus utama di Indonesia adalah mengatasi masalah stunting yang signifikan. Program ini tidak hanya memberikan nutrisi kepada ibu hamil dan balita, tetapi juga berupaya menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan. Selanjutnya yaitu ada juga untuk dukungan untuk Keluarga dengan Pendapatan Rendah, Program ini meringankan beban finansial keluarga dengan memberikan makan siang gratis.  Selanjutnya untuk Meningkatkan Kinerja Akademik Diharapkan konsumsi makanan yang sehat akan meningkatkan konsentrasi dan prestasi akademik siswa serta mengurangi angka putus sekolah. Namun pada saat keberlangsungan program ini tuai kritikan dari Siswa hingga ada larangan untuk mempotret makan siang gratis ini. Melihat dari Perspektif Sekolah Beberapa sekolah melarang siswa mengunggah foto menu makanan gratis di media sosial .  Alasannya adalah kekhawatiran bahwa makanan yang disajikan mungkin tidak enak atau tidak layak dan mengganggu reputasi sekolah. Sebagai contoh, sebuah akun di platform X (@vilyls) mengatakan bahwa guru di sekolah tersebut mengeluarkan pengumuman yang melarang siswa memposting foto menu makanan gratis di media sosial. Mereka menyatakan kekhawatiran mereka bahwa reputasi sekolah akan terancam dan bahwa siswa yang melakukannya dapat dikenakan hukuman. Sekolah berusaha menghindari kritik negatif di media sosial, yang membuat siswa tertekan dan menghalangi mereka untuk berbagi pengalaman mereka.

Menurut Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR, larangan tersebut bukan untuk melarang unggahan apa pun. Sebaliknya, itu bertujuan untuk mengurangi konten yang dapat menyakitkan atau mengganggu.  Selain itu, dia menyatakan bahwa DPR terbuka untuk menerima berbagai pertanyaan atau masukan mengenai program makanan sehat, bahkan menerima foto atau video sebagai bukti untuk program tersebut. Menurut Dadan Hindayana, kepala Badan Gizi Nasional, tidak ada larangan resmi untuk memotret atau membagikan foto menu makanan bergizi gratis. Ia mengatakan bahwa dokumentasi melalui foto dan video sangat penting untuk pengawasan publik terhadap program tersebut.  Semua pihak dapat menyajikan kualitas makanan yang disajikan dalam program ini , kata Dadan. 

Banyak warganet menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap larangan tersebut dan khawatir bahwa itu menunjukkan upaya untuk menyembunyikan masalah dalam pengoperasian program. Mereka juga mentransmisikan transparansi program yang dibiayai oleh rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun