Hal ini dikarenakan, output kebocoran data tersebut telah melahirkan banyak spekulasi dan respons yang menyudutkan pemerintahan akibat sejumlah fakta yang terungkap. Hadiri setiap pejabat yang dituduh tidak mematuhi aturan, untuk menyampaikan klarifikasi beserta bukti yang kuat jika ingin membantahnya.
Ketegangan yang terjadi tentunya membuahkan konflik antara pihak pemerintah, rakyat sipil, dan pelaku peretas itu sendiri. Dengan demikian, teori yang menjadi landasan simpulan dari hegemoni peristiwa aksi bjorka adalah teori dialektika relasional. Â
Menurut Leslie Baxter dan Montgomery, teori dialektika relasional merupakan konsep komunikasi yang menjelaskan setiap hubungan memiliki esensi oportunis yang melahirkan ketegangan serta perubahan dinamis sehingga diperlukan interaksi komunikasi dalam upaya mengatasi dan menyelesaikan berbagai ketegangan yang terjadi.
Peristiwa peretasan dan kebocoran data telah mencitpakan kegaduhan yang eksplosif di media sosial. Banyak pihak yang terseret dan tertuduh dalam pengungkapan data-data rahasia tersebut. Ditambah, publik yang memanfaatkan momen ini sebagai pelampiasan amarah karna kebijakan pemerintah yang selama ini kerap merugikan masyarakat dari berbagai lapisan.Â
Konflik antara publik dan pemerintah yang semakin memanas tentunya memerlukan interaksi komunikasi yang tepat guna memperoleh jalan keluar permasalahan.Â
Di satu sisi, pemerintah berupaya membenahi induk permasalahan dengan membentuk tim investigasi khusus, namun di sisi lain publik yang memiliki sentimen dengan pemerintah menjadikan peristiwa ini sebagai kendaraan untuk mencemarkan citra dan reputasi pemerintah.Â
Dengan demikian, rujukan teori relational dialetic merupakan konsep yang bisa menjelaskan gambaran realitas ketegangan yang terjadi antar pemerintah, hacker, serta khalayak masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H