Saat ini masih belum tersedianya lembaga kepariwisataan di Desa Putat Nutug, sehingga kepariwisataan saat ini masih dipegang kendali oleh lembaga pemerintah desa maupun pihak swasta pengelola atraksi wisata.Â
Menurut buku Pedoman POKDARWIS yang dikeluarkan oleh Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI), Kelompok Sadar Wisata atau yang biasa disebut dengan POKDARWIS merupakan kelembagaan yang anggotanya terdiri dari masyarakat lokal pelaku kepariwisataan yang memiliki kesadaran, kepedulian serta rasa tanggung jawab dalam perkembangan pariwisata di daerahnya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.Â
POKDARWIS sendiri bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepariwisataan kepada masyarakat, meningkatkan peran dan menggaet masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan kepariwisataan, memaksimalkan manfaat kepariwisataan baik bagi masyarakat lokal maupun bagi anggota POKDARWIS dan membantu kelangsungan pembangunan kepariwisataan setempat.
3. Aksesibilitas yang belum fleksibel dan kurangnya Fasilitas Pendukung
Untuk mengakses Desa Putat Nutug sendiri masih belum dapat dikatakan mudah terutama jika menggunakan kendaraan atau transportasi umum. Pilihan terbaik untuk mengunjungi Desa Putat Nutug adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi sehingga cukup sulit bagi wisatawan yang ingin berkunjung menggunakan transportasi umum.Â
Selain akses, fasilitas pendukung juga masih sangat kurang seperti fasilitas tempat ibadah dan toilet yang belum bisa menampung jumlah wisatawan yang datang sehingga wisatawan harus antre ketika ingin beribadah ataupun ke toilet. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kepuasan wisatawan ketika berkunjung ke Desa Putat Nutug.
Dalam penyusunan paket ekowisata ini tentunya juga disesuaikan dengan segmentasiwisatawan yang ditargetkan untuk paket ini. Suatu paket wisata harus dibuat denganberorientasi pada wisatawan dan memperhatikan kondisi wisatawan seperti motivasiwisatawan, karakteristik wisatawan hingga kemampuan daya beli wisatawan (Suyitno,1999).Â
Untuk segmentasi wisatawan dalam paket ekowisata ini adalah wisatawan keluargadan siswa/i sekolah dasar dan kelompok kecil terdiri dari 5-15 orang dengan domisilisekitar JABODETABEK. Untuk durasi paket ekowisata ini sendiri memakan waktu sekitar 4-5jam.Â
Kegiatan yang disusun ke dalam paket ekowisata memiliki banyak nilai edukasi didalamnya sehingga dinilai cocok dengan segmentasi wisatawan yang ditargetkan.
Selama proses penyusunan paket ekowisata ini, mahasiswa magang Fakultas PariwisataUniversitas Pancasila sudah mempelajari banyak hal seperti mengidentifikasi potensi yangdapat dikembangkan dan dimasukkan ke dalam paket, pengalaman terjun ke lapanganuntuk melakukan survei sebanyak 2 (dua) kali dan berinteraksi juga berdiskusi secaralangsung dengan lembaga pemerintahan tingkat desa serta tokoh masyarakat lokal pelakuusaha kuliner lokal untuk memperkenalkan apa itu pariwisata dan paket ekowisata yangsedang dirancang.Â
Hasil yang didapatkan bagi mahasiswa magang pada program ini yaitu berupa pengetahuan dan pengalaman praktik atau terjun langsung ke masyarakat lokal untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam penyusunan paket ekowisata ini.