Rasha berlari membuka pintu, dan tersenyum lega mendapati pelayan toko kue mengantar pesanannya tepat waktu. Jam hampir menunjukan jam 7 malam, dia hanya punya waktu 30 menit untuk bersiap. Setelah meletakkan kue tart di dalam kulkas, dia segera masuk ke kamar untuk mandi. Sebelum itu, dia mengirim pesan singkat untuk Sofia tentang malam ini.
Di depan kaca, Rasha bergaya bak peragawati memamerkan gaun yang melekat di tubuhnya lalu merapikan rambutnya yang diikat agak ke samping.
"Cantik, tepat seperti yang mama bilang kalau tahun ini gaun ini pasti sudah pas ukurannya." gumam Rasha gembira.
Dengan hati-hati Rasha duduk di kursi rias, dia tak ingin gaunnya berkerut. Perlahan dia mulai mengusapkan alas bedak secara merata di wajahnya lalu menepukkan bedak padat agar lebih lembut dan halus. Menghitamkan alisnya, dan memasang bulu mata agar terlihat lebih lentik. Terakhir dia memoleskan pemerah pipi dan eye shadow lalu mewarnai bibirnya dengan lipstik pink.
Di meja makan dengan gelas berisi sirup pandan dan satu set piring dan garpu, Rasha duduk menunggu Sofia. Biasanya jam 7 lebih sedikit mamanya sampai di rumah. Sambil menikmati waktu yang terus berjalan, Rasha kembali membuka lembaran lalu tentang kenangannya bersama Sofia. Suka duka, tangis tawa meraka jalani hanya berdua selama belasan tahun sejak Agus, meninggalkan mereka karena wanita lain. Lalu sejak itulah, Sofia selalu menyiapkan pesta kecil di setiap ulang tahun mereka.
Hari ini seharusnya Sofia yang menyiapkan pesta itu untuk Rasha, tetapi Rasha tahu, Sofia sangat sibuk akhir-akhir ini dengan kontraknya sebagai penulis skeneraio film. Rasha pikir, tak ada salahnya sekali lagi dia yang menyiapkan pesta itu untuk mereka.
Namun tiga puluh menit berlalu Sofia tak juga pulang. Rasa khawatir tiba-tiba menyelinap dalam hati Rasha. Ia pun mengambil HP nya di kamar dan melihat pesannya yaang ternyata belum dibaca oleh Sofia. Khawatir terjadi sesuatu, ia pun menelepon nomer Sofia.
"Mama di mana?"
"Masih di kantor sayang, ada apa?"
"Eh, mama belum baca pesan Rasha?" tanya Rasha lirih.
"Belum Sha, kamu sakit? Kenapa kamu lesu begitu?"