Mohon tunggu...
Rainny Drupadi
Rainny Drupadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penjawab ABAM

Not too smart, but striving to be smarter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Tuhan Tak Kunjung Membubarkan Aliran Sesat

6 Maret 2011   20:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:01 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Barangkali di antara kita ada yang bertanya-tanya, mengapa sampai hari ini Tuhan tidak turun tangan langsung membubarkan aliran yang dianggap sesat. Dalam kitab suci diceritakan bagaimana sepanjang sejarah Tuhan turun tangan langsung, menciptakan mukjizat atau kutukan dalam menghadapi kejahatan dan penindasan di muka bumi, seperti di kota Sodom & Gomorah, seperti laut yang dibelah dan menutup kembali serta membunuh Firaun, atau seperti burung ababil yang melindungi Kabah dari serangan pasukan gajah. Kalau kitab suci diyakini 100% benar, maka cukuplah bukti bahwa Tuhan pernah dan mampu menyelesaikan masalah di bumi secara langsung. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Tuhan sudah pensiun sehingga mukjizat maupun kutukan Tuhan di muka bumi sudah tak ada lagi.

Sebagai orang beragama, mustinya para penentang aliran sesat berdoa dan meminta kepada Tuhan agar organisasi beraliran sesat menjadi bubar tercerai berai entah dengan cara apa, tapi yang pasti, Tuhan yang Maha Kuasa pasti mampu dan punya caranya. Doakan agar penganut paham sesat 'insaf' dan kembali ke 'jalan yang benar' niscaya, Tuhan akan mengabulkan doa yang dipanjatkan dengan niat yang mulia.

Tapi kalau ternyata aliran sesat tidak bubar juga dan penganutnya tetap memilih jalan 'sesat', maka ada beberapa kemungkinan:

1. Belum waktunya, tunggu saja, harap sabar.

2. Mungkin doa minta pembubaran aliran sesat tidak dipanjatkan dengan niat yang mulia,

3. Aliran sesat, seperti iblis, memang dibiarkan terus hidup dan dipelihara sampai akhir zaman, Tuhan punya rencana sendiri dan kita tak akan paham, mungkin dibiarkan sebagai penggoda dan penguji, apakah kita akan mudah naik pitam dan melakukan kekerasan dalam menghadapi perbedaan, atau untuk melihat apakah manusia bisa hidup dengan damai,

4. Tuhan mungkin tidak peduli dengan segala doa karena rencanaNya sudah tertulis dan pasti terjadi sehingga tak ada doa apapun yang bisa mengubah takdirNya,

5. Mungkin doa pembubaran tidak dikabulkan karena ternyata Tuhan yang benar justru adalah Tuhan sesembahannya para penganut aliran sesat itu, dan ternyata, justru agama lainlah, agama yang minta aliran sesat bubar itulah yang sesat,

6. Mungkin bahwa Tuhan tidak ada. Kalau ternyata yang benar ini, maka percumalah kita berdebat, apalagi berkelahi untuk menunjukkan bahwa kelompok satu lebih benar dari yang lain.

Apapun kemungkinannya, tidaklah perlu, bahkan amat sangatlah bodoh jika kita  melakukan kekerasan untuk mengubah keyakinan orang. Dalam keterpaksaan, bibir bisa saja bilang "Iya" tapi di hati, siapa yang bisa tahu? Apakah kita berusaha menjadi diktator di dalam hati setiap orang di dunia?

Sekalipun kita bisa memaksa orang lain untuk pindah keyakinan, apapun yang akan kita dapatkan bukanlah kesadaran bukan pula kepatuhan. Mungkin cuma kemunafikan. Karena kemunafikan hanya lahir dari kemunafikan yang telah ada sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun