Mohon tunggu...
Marina Novira
Marina Novira Mohon Tunggu... Pengabdi -

mencoba mencipta "bobot"....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jika Bukan Kini

1 September 2014   10:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409719163497754005

"Meanwhile, we do what we can. We count the spaces between lightening, then thunder, the intervals of rain and sun, time." ~ Joel Toledo, Time

----------------------------------------------------------------------------

Mampukah dentum ini kau redam.

dan simpul rindu ini kau urai.

Gema yang kau hentakkan dalam ruang.

Mulai beranak pinak.

Menyisakan sunyi.

Tempatkankan saja binar itu dalam cawan waktu, agar

perih tak memaksa bergerak mundur.

Hingga cemas tak merajai hasrat.

Menjadi utuh.

Menjadi seluruh.

Andai tak perlu berandai.

Dan jika tak melahirkan jika.

Kupasti patuh pada nurani,

mengepalkan akan, melawan mungkin.

Lantas, mengapa jika harus tercipta?

Ia menatapku dengan mata kaca.

Memberikanku perca atas nama: Realita.

Lalu, samar sekali kau berbisik:


“Andai lorong waktu itu ada, kita tak perlu hidup dalam semu-nya bahagia”.

Di kedalaman, hatiku menjawab:


“Dalam pelepah mimpi, kau sudah menikahi jiwaku, dan kau tahu, aku ingin bersamamu lebih dari sekedar selalu.”

----------------------------------------------------------------------------

Medio: Jakarta, 1 September 2014

Untuk mu cakrawala doa, yang memberiku getar sekaligus gigil...

----

Gambar di unduh dari alamat website http://femmefiles.com/2011/09/y-are-we-lonely/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun