Mohon tunggu...
Marina Novira
Marina Novira Mohon Tunggu... Pengabdi -

mencoba mencipta "bobot"....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Semburat Ungu Segenggam Abu

30 Januari 2015   09:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika kau pikir pedih tak dapat kau nikmati, percayalah, itu salah." ~Nai

------------------------

Demikianlah embun mengusap lembut dedaunan, bertaut mesra bersenandung di pucuk rerumputan, berwajah muram sebelum hilang melesap ke tanah atau menguap bersama cahaya.

Begitulah ia berlabuh di pesisir kenangan yang meradang, kerinduan yang meronta, menghayati perih luka mengoyak nadi hingga jadi ungu

Kau hanya bisa pasrah kala salah satu telaga di lubuk hatimu mengalir seperti air bah lalu bermuara ke kelopak matamu jadi jelaga.

Dan kau pun meronta sekuat tenaga, membinasakan amarah, menepiskan prasangka, memecahkan ragu, membenamkan jutaan seru.

Hingga, kau pun terbangun di negeri tanpa musim, ada senyap menjeda, ada alur berubah, ada yang terbelah, ada pekat meretas sejarah di awal tahun limabelas.

: jadilah segenggam abu, aku.

------------------------

Kuala Lumpur, Januari 2015

Gambar diunduh dari link http://tichazhalova.blogspot.com/2012/11/putih-abu-abu.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun