Mohon tunggu...
Dhea Anggraini
Dhea Anggraini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka jalan-jalan

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Financial

Usai Libur Lebaran Dompet Pun Sekarat, Boleh Ngutang?

10 Juni 2019   10:29 Diperbarui: 10 Juni 2019   10:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur Lebaran telah usai. Semangat kerja pun belum sepenuhnya on fire. Tubuh rasanya masih terbawa ritme libur Lebaran. Banyak yang belum puas dengan liburan. Hati pun terasa masih ada di kampung halaman.

Suasana hati yang demikian memang cukup beralasan. Jiwa masih melayang di kampung halaman. Mau sampai kapan? Bergantung pada masing-masing orang. Cuma sekadar menjadi penyadar ingatan. Usai libur Lebaran, dompet sekarat tak karuan.

Kondisi uang yang demikian dialami kebanyakan orang. Keuangan amburadul tak karuan. Ternyata, selama libur Lebaran ada banyak pengeluaran yang di luar dugaan. Meski telah dibudgetkan, kondisi keuangan tetap saja kebobolan.

Masih ingat pos-pos tak terduga mana saja yang menyedot keuangan selama Lebaran? Ada banyak kejadian spontan yang memaksa kita mengeluarkan uang. Uang salam tempel yang telah disiapkan, namun ternyata jumlahnya membengkak.

Kebutuhan menu Lebaran ternyata tetap kurang meski telah disiapkan jauh hari karena perbedaan selera. Pergi tamasya bersama keluarga pun tak bisa ditunda, meski sebelumnya tak direncana.

Ada lagi acara reuni teman-teman sekolah yang berlanjut dengan penggalangan dana hingga belanja oleh-oleh yang tak diduga membengkak karena beragamnya oleh-oleh yang sesuai selera. Keuangan bocor di sana-sini.

Usai Lebaran, uang di dompet pun kini mengering. Padahal, masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Pertanyaannya, bolehkan kita ngutang untuk kasus saat ini?

Pada dasarnya utang itu diperbolehkan untuk alasan yang sangat mendasar, mendesak dan tidak dapat ditunda alias sangat terpaksa sekali. 

Kira-kira apa saja biaya yang demikian ini? Sebut saja biaya pendidikan anak hingga biaya listrik. Habis Lebaran, biaya pendidikan anak yang tinggi telah menanti.

Namun sangat disayangkan apabila biaya pendidikan anak dipenuhi dari utang. Pasalnya, biaya pendidikan anak idealnya sudah disiapkan jauh-jauh hari karena biaya pendidikan itu peningkatannya cukup drastis hingga 20% per tahun atau selalu di atas inflasi.

Biaya pendidikan sudah sepantasnya disiapkan jauh-jauh hari tidak melulu dengan instrumen tabungan konvensional yang hanya memberikan bunga kecil di bawah inflasi, tetapi selayaknya disiapkan melalui investasi modern yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dibanding angka inflasi.

Salah satu tabungan modern yang dimaksud adalah tabungan reksa dana online IPOTFUND milik Indo Premier Sekuritas. Sebagai tabungan reksa dana online, platform ini patut dijadikan sarana menyiapkan dan mengembangkan uang pendidikan anak dengan berbagai pilihan reksa dana yang memberikan imbal hasil tinggi.

Langkah antisipasi biaya pendidikan yang tinggi dengan investasi reksa dana bakal membuat keuangan aman dan tak perlu ngutang-ngutang sehabis Lebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun