Belakangan berita seputar permasalahan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang menjadi sorotan berbagai media. Berbagai macam argument saling berbalas antara pemerintah provinsi DKI dan DPRD Bekasi serta pihak pengelola TPST Bantargebang. Berbagai kepentingan menyerukan permasalahan mereka.
Namun sejenak lupakan dahulu semua hiruk pikuk yang terjadi di negeri ini. Marilah kita melongok apa yang dilakukan oleh mereka yang ada nun jauh di belahan bumi sana. Di benua Eropa, tepatnya di negara Swedia, mereka cukup bangga dengan pencapaian mereka dengan target yang sangat fantastis : MENCAPAI ZERO WASTE.
Fakta yang didapat adalah pada tahun 2012, sampah yang mereka olah mencapai 2.270.000 ton. Yang mana apabila kita hitung secara rataan per hari adalah sekitar 6219 ton perhari. Hmmm, tidak jauh berbeda yah dengan jumlah sampah produksi penduduk DKI Jakarta perhari sesuai dengan apa yang diberitakan. Di Swedia mereka telah menggunakan inceneration plant semenjak tahun 1904. Dimana saat ini terdapat 32 plant yang menjadi sumber panas bagi 810.000 rumah tangga dan menyuplai listrik ke 250.000 rumah pribadi.
Dengan pencapaian lebih dari 99 persen sampah dapat diolah, mereka bahkan masih menganggap bisa berbuat lebih. Dan saat ini yang mereka akan tingkatkan adalah kesadaran untuk melakukan recycle. Â Dengan pengelolaan sampah yang lebih baik mereka bahkan bisa mengimport sampah dari negara lain sebanyak 700.000 ton. Berarti disini ada kerjasama yang tentunya memberikan keuntungan financial bagi Swedia.
Mungkin saat ini kita belum sampai ke tahap seperti itu, namun apa yang sudah berhasil diterapkan bukan tidak mungkin juga dapat berhasil diterapkan. Namun tetap harus disesuaikan dengan apa yang bisa diterapkan di Indonesia.
Untuk yang ingin membaca artikel asli secara lengkap bisa membaca pada link berikut :Â The Swedish Recycling Revolution
Semoga semua masalah persampahan ini segera cepat teratasi dengan solusi yang menyeluruh dan bisa menjadi model pengelolaan yang baik dan dapat ditiru oleh daerah lainnya. Sehingga membuktikan bahwa kita juga bisa berkarya bukan hanya bertikai.
Salam,
Daniel Fersbeanto
5 November 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H