Kemudian, semangat perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme turut diusung oleh Sukarno. Ia menjadi juru bicara anti-imperialisme, dan mendukung pergerakan kemerdekaan di pelbagai penjuru dunia. Sukarno juga turut serta merumuskan arah Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung, dikenal sebagai Konferensi Bandung. Acara ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas antar negara-negara Asia dan Afrika dalam mendukung upaya dekolonisasi dan perdamaian dunia.Â
Sebagai Presiden pertama Indonesia usai kemerdekaan tahun 1945, Sukarno memimpin negara mengatasi pelbagai tantangan, termasuk pemulihan pasca-perang, konsolidasi politik, dan pembentukan identitas nasional. Sukarno adalah lambang keberanian dan tekad dalam kisah perjuangan Indonesia menuju merdeka dari penjajahan, serta pendiri negara yang merdeka dan berdaulat. Warisan pemikiran dan pengabdiannya terus menginspirasi para generasi Indonesia dalam menjunjung tinggi pluralisme, memperjuangkan keadilan, serta menjaga teguh kemerdekaan.
Jenderal Soedirman
Raden Soedirman seorang tokoh Muhammadiyah, beliau juga pernah menjadi guru HIS Muhammadiyah, di Cilacap. HIS (Hollandsch Inlandsche School) merupakan sekolah setingkat SD. Dalam sejarahnya, beliau memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan pembentukan negara.Â
Pelbagai kontribusi dan peran pentingnya dalam perjuangan bangsa sangat berjasa bagi Indonesia. Jenderal Soedirman diangkat sebagai panglima Tentara Indonesia pada saat penting dalam sejarah perjuangan, yaitu pada masa perang kemerdekaan.Â
Beliau menjadi pemimpin militer yang gigih dan cerdik, mengatur strategi perang gerilya yang efektif melawan pasukan penjajah Belanda. Kepemimpinannya membuktikan bahwa ketekunan dan kecerdikan taktis dapat memainkan peran kunci dalam memperoleh kemenangan.Â
Meskipun berlatar belakang Muhammadiyah, Jenderal Soedirman tidak cuma mengedepankan semangat nasionalisme, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai agama.Â
Beliau adalah contoh nyata bagaimana keyakinan agama dapat bersinergi dengan semangat perjuangan nasional untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Jenderal Soedirman merupakan figur pemersatu bangsa yang mampu mengatasi perbedaan suku, agama, dan latar belakang politik dalam perjuangan kemerdekaan.Â
Beliau juga berhasil menciptakan solidaritas dan persatuan di antara pelbagai kelompok untuk menghadapi musuh bersama. Kemudian, Jenderal Soedirman mengambil inisiatif untuk menerapkan kebijakan agraria yang berpihak pada rakyat. Meskipun wafat pada usia muda akibat penyakit, Jenderal Soedirman meninggalkan warisan perjuangan yang menginspirasi. Semangat perjuangannya terus menggelora dan mengajarkan pentingnya keteguhan, kesatuan, dan pengorbanan dalam menghadapi tantangan.Â
Jenderal Soedirman adalah bukti nyata bahwa semangat perjuangan, kepemimpinan yang cerdas, dan nilai-nilai agama dapat saling berpadu dalam mencapai kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Ia merupakan contoh inspiratif tentang bagaimana individu bisa memberikan kontribusi besar dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Agus Salim