Detik demi detik,
Menit demi menit,Â
Jam demi jam,
Hari demi hari,
Pekan demi pekan,
Bulan demi bulan,Â
Tahun demi tahun,
Arloji kehidupan telah menunjukkan perubahan zaman.
Oh, sastra, sang pengawal perubahan zaman,
Perisai dinamika kehidupan, dari pedesaan hingga perkotaan,
Sejak pena dan kertas, hingga laptop dan internet,
Sastra setia mengawal peristiwa dalam barisan.
Kau bagai perahu, mengarungi lautan waktu,
Membawa perubahan, berlayar di antara gelombang dan ruap,
Kau adalah nakhoda, sang pengendali kapal waktu,Â
Menerjang lautan sejarah, menyongsong angin perubahan yang datang memberontak.
Adakah peluru yang seampuh sastra?
Adakah senjata yang setajam sastra?
Adakah cahaya yang secemerlang aksara dalam tinta sastra?
Adakah kilau yang selembut kata-kata dalam sastra?
Senjata sastra, tajam bagai pedang, lembut bagai sutra,Â
Memotong belenggu, meruntuhkan dinding, dan menyentuh kebenaran dalam setiap era,Â
Tak ada perisai yang mampu menahan senjatamu,Â
Oh sastra, kau bukanlah pedang biasa, kau adalah api yang tak pernah padam.
Dalam setiap baitmu, setumpuk revolusi bersemayam,
Menyulam benang perubahan, merangkai masa depan yang cerah,
Kau membuka mata, mengajak kita untuk merasakan,Â
Bahwa perubahan adalah nyata, dan kau setia mengawalnya.
Oh, sastra, kau adalah pengawal perubahan zaman,
Menyalakan lilin di tengah kegelapan, membawa cahaya dan harapan,
Teruslah menyala, demi melawan pemberontakan zaman,
Teruslah menulis, teruslah berbicara, dengan kata-kata, kita bisa mengubah dunia.
Sejak dulu, sastra hadir sebagai alat perjuangan,
Kemudian datang era digital, suara-suara pun terdengar,
Sastra kata-kata tetap ada, tetapi bentuknya yang berbenah,
Menjadi lebih cepat, luas, dan mudah dijangkau.
Sastra tetaplah sastra, esensi di dalamnya tetap sama,
Sastra tetaplah sastra, dalam setiap kata yang diungkap,
Sastra tetaplah sastra, baik dalam kertas maupun layar,
Sastra tetap menjadi peluru dan senjata, membawa perubahan, membangkitkan nada.
Perubahan telah datang, dan akan terus datang,
Namun, sastra tetap setia mengawalnya,
Menyanyikan cerita, memproklamasikan kata, dan menggairahkan rasa,
Inilah esensi sastra, pada zaman dulu, sekarang, dan yang akan datang.
Jadi, mari kita kawal perubahan zaman dengan sastra,
Tetap menghargai masa lampau, tetapi terbuka untuk masa depan yang cerah,
Karena sastra adalah sastra, tidak peduli dalam bentuk apa,Â
Mampu membawa perubahan, memberikan cahaya, dalam setiap kata dan era.
Kota Bekasi, 18 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H