Mohon tunggu...
Raihan Muhammad
Raihan Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perang Proksi: Penjajahan Gaya Baru yang Mengintai Generasi Nunduk

20 Juli 2023   07:15 Diperbarui: 20 Juli 2023   07:18 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang proksi. Foto: Bakhtiar Zein/Shutterstock 

Upaya pencegahan perang proksi pada era digital dan era globalisasi memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan melibatkan pelbagai sektor. Beberapa langkah yang bisa dilakukan termasuk meningkatkan kesadaran publik (khususnya terkait pendidikan dan literasi digital), membangun kerja sama internasional, mengembangkan hukum dan regulasi yang sesuai, melindungi infrastruktur digital, kolaborasi dengan platform digital. 

Kemudian, perlu juga dilakukan peningkatan pengawasan dan transparansi, membangun kesepakatan internasional, serta melibatkan pelbagai aktor, seperti negara-negara, lembaga internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bisa mencegah dan menanggulangi perang proksi yang mengintai generasi nunduk. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memahami ancaman perang proksi dalam era digital dan globalisasi, memastikan keamanan dan privasi data, melawan penyebaran informasi palsu dan propaganda, menghindari eskalasi konflik, memastikan penggunaan teknologi informasi yang bertanggung jawab, dan mendorong kerja sama untuk mencapai stabilitas dan keamanan. 

Hanya melalui kerja sama yang erat dan komitmen bersama, kita bisa menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh perang proksi pada era yang kompleks ini. Kemudian, smart power alias kekuasaan cerdas bisa menjadi penangkal perang proksi pada era digital dan era globalisasi dengan memanfaatkan kekuatan kombinasi antara kekuasaan keras, kekuasaan lunak, dan penggunaan teknologi informasi yang cerdas. Dalam hal ini, kekuasaan cerdas bertujuan untuk melawan upaya pengaruh dan manipulasi yang dilakukan oleh kekuatan asing melalui proksi dalam lingkungan digital dan global.

Pertama, perlu adanya pengembangan kemampuan siber, keamanan komputer, dan pertahanan siber yang kuat untuk melindungi infrastruktur digital negara dari serangan dan ancaman yang mungkin dilakukan oleh pihak asing. Investasi dalam keamanan siber, pelatihan personel, dan kerja sama dengan negara-negara lain untuk bertukar informasi dan intelijen siber bisa meningkatkan kemampuan negara dalam melawan perang proksi yang dilakukan secara digital. Kedua, kekuasaan cerdas bisa mengandalkan kekuasaan lunak yang kuat untuk menghadapi perang proksi pada era digital dan era globalisasi. 

kekuasaan lunak melibatkan memengaruhi opini publik di tingkat global melalui diplomasi, pertukaran budaya, dan media sosial. Negara bisa menggunakan kekuasaan lunak untuk mempromosikan nilai-nilai, membangun hubungan yang kuat, dan meningkatkan citra positif di mata dunia internasional. Dengan demikian, negara bisa menentang pengaruh dan manipulasi yang dilakukan oleh kekuatan asing melalui proksi dengan mengedepankan kekuatan meyakinkan dan daya tarik budaya yang kuat.

Ilustrasi literasi digital. Foto: Profit_Image/Shutterstock
Ilustrasi literasi digital. Foto: Profit_Image/Shutterstock
Selain itu, kekuasaan cerdas memanfaatkan teknologi informasi dengan cerdas sebagai alat untuk melawan perang proksi. Negara bisa menggunakan teknologi informasi untuk memantau, mendeteksi, dan mengungkap upaya manipulasi informasi, penyebaran hoaks, dan propaganda yang dilakukan oleh kekuatan asing melalui proksi. Peningkatan literasi digital dan kesadaran akan ancaman yang mungkin muncul dari penggunaan teknologi informasi yang negatif bisa membantu individu dan masyarakat untuk mengidentifikasi dan melawan upaya pengaruh yang merugikan. 

Dalam rangka menghadapi perang proksi pada era digital dan era globalisasi, penting juga untuk mengadopsi pendekatan kekuasaan cerdas yang mengintegrasikan kekuatan militer yang cerdas, kekuasaan lunak yang kuat, dan pemanfaatan teknologi informasi yang cerdas. Melalui kombinasi strategi ini, negara bisa melindungi kepentingan nasional, mempromosikan stabilitas politik, dan membangun kerja sama internasional yang kokoh dalam menghadapi tantangan perang proksi di era yang terus berkembang ini. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan kerja sama internasional dalam mengatasi pengaruh negatif dan mendorong stabilitas, kedaulatan, dan kesejahteraan negara-negara di era yang kompleks ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun