Mohon tunggu...
Muhamad Lomri Rainaldy
Muhamad Lomri Rainaldy Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya saat ini tinggal di Bandung, saya seseorang yang ingin memberikan yang terbaik buat orang-orang di sekeliling saya, senang traveling itu pastinya, membaca adalah sebuah kebutuhan bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Inspiratif "Tegar dan Hujan"

27 September 2013   19:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:18 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KISAH INSPIRATIP “TEGAR DAN HUJAN”

Jakarta september 2013

Pukul 17.30...hm hm hm..berakhir sudah masa penyiksaanku, pikirku sambil membereskan file2 yang berserakan di meja kerjaku, yang setiap hari entah bagaimana tak pernah ada surutnya.

Aku menyebutnya masa penyiksaan ya memang, di Jakarta kerja itu jauh lebih keras, terlebih lagi aku di kasih bos yang supper zuper cerewet, nenek lampir aku biasa menyebutnya...hi hi hi..mudah2an aja panggilan ini tidak sampai ketelinganya...bisikku dalam hati.

Benar-benar atasan yang satu ini lain dari pada yang lain, kerja loyal dan tepat serta benar aja masih saja aku kena dampratnya, apalagi kalo bikin kesalahan, bisa2 telinga ini pecah di buatnya dari pagi sampai sore pasti aku dengar suara cemprengnya..

Hari ini mungkin hari keberuntungan bagiku, tumben-tumbenan nenek lampir gak ngomel-ngomel, lagi sakit gigi mungkin...yes yes yes...aku terbebas dari radiasi suara yang hampir saban hari menggangguku.

Ah, lega, jadinya tak ada pekerjaan tambahan yang aku kerjakan sore ini, tak ada revisi dan tak ada macam-macam intruksi. Bersama rekan-rekan kerja yang lain aku segera memburu mesin absensi tuk bergegas pulang menuju lift turun. Kantorku berada di lantai. 15, sebuah perkantoran yang cukup mewah dan prestisius/bergengsi di daerah Jakarta yang di apit, mall dan fasilitas2 lainnya.

Oh di luar ternyata hujan turun begitu derasnya, langit mendung hitam pekat, aku baru menyadari begitu sampai di loby, orang-orang bergerombol di depan loby kantor, waduhh..gimana nech mau pulang, waktu sholat magrib sebentar lagi...pikirku.

Pak payungnya pak, pak payungnya pak, bu, om, tante payungnya-payungnya, jarak beberapa sentidi depanku muncul anak kecil menawarkan jasa ojeg payungnya. Sudah di pastikan orang-orang menolaknya karena biasanya mereka memakai Taxi langganan atau menunggu jemputan sopir pribadinya.

Anak yang aku perkirakan baru berusia 7 tahunan itu begitu memelas, tapi tetap semangat menawarkan jasanya. Hujan mungkin bagi sebagian orang banyak dikeluhkan, tapi kalau aku piker-pikir benar juga hujan adalah rezeki atau jalan meraih rezeki bagi si anak kecil itu. Aku tidak tega melihatnya, Hai sini, sapaku melambaikan tangan, siapa namamu dek? Tegar pak, jangan panggil bapak, panggil saja saya kakak. Kuhampiri dan sambil merogoh beberapa dua lembar uang ribuan..ini buat kamu jajan dek, terimalah kakak ada sedikit uang buat adek. “ Maaf pak, eh kak, saya gak bisa menerimanya? Kenapa pikirku heran, ini Jakarta lhoo, jarang2 ada yang dikasih uang gratis pula , malah kamu menolaknya. Pikirku aneh. Iya pak eh kak, saya mau menerima uang itu asal kakak mau di anterin pakai ojeg payung ama saya. Kalo kakak gak mau memakai ojeg payung saya, saya gak mau nerimanya?”

Oh Subhanallah..ow..aku terbelalak, takjub, dan salut ama jalan pikiran anak ini, jarang2 anak jalanan di Jakarta yang punya pikiran seperti itu, Tegar hanya mau menerima uang apabila jasa ojeg payungnya aku gunakan. Ayo lah kak, eh pak,,,Tegar berusaha tak putus asa menawarkan ojeg payungnya. Hujannya masih lebat lhoo, tegasnya meyakinkanku. Saya anterin kakak ke sebrang mall sana ya? . Tapi kakak , tak ada keperluan ke sebrang mall sana dek, kakak lagi nunggu Taxi langganan kakak.

Begini saja deh, anterin kakak ke sebrang mall sana, terus balik lagi ke loby kantor ini, nanti kakak kasih uangnya ,gimana? Setuju? Tawarku pada Tegar.

Awalnya Tegar berusaha menolaknya, berusaha terus menolaknya, tapi aku meyakinkannya kalo hal itu tak jadi mengapa, yang penting aku ikhlas, memberinya uang.

Hari ini, sore ini di tengah hujan yang deras aku mendapat sebuah pelajaran berharga, bahkan pelajaran yang belum pernah aku terima di bangku kuliah sekalipun, aku menemukan sosok Tegar yang betul-betul TEGAR, seorang TEGAR yang tak kenal putus asa, seorang TEGAR yang ma uterus berusaha dan pantang menyerah melawan derasnya arus kehidupan ini.

Ya Rabb, sementara aku, aku dan aku serta aku…banyak sekali kekuranganku, aku begitu mudahnya menggerutu, mengeluh dan putus asa. Dari ceritanya pas tadi kami berbincang sekilas, TEGAR adalah anak jalanan, yang tak tahu keberadaan kedua ortunya, dia hanya tinggal sama neneknya yang sudah tua renta, rumahnya di ujung gang sempit kawasan Jakarta tak jauh dari kantorku, yang ironis sekali sungguh bertolak belakang dengan kemewahan kantorku.

Setelah pulang sekolah TEGAR berusaha mencari penghasilan tambahan dengan berjualan koran , atau kalau hujan derasturun...dia nyambi menjajakanojeg payungnya.

Terimakasih TEGAR, kamu membuat aku tersadar, ternyata di luar sana masih banyak TEGAR-TEGAR yang lainnya yang memerlukan uluran tangan kita.

(Cerita ini special di persembahkan buat adik-adik asuhku di Yayasa AL-AZKIA GARUT. Mohon maaf kakak tidak bisa membantu secara materi, mudah-mudahan lewat tulisan ini bias mengetukk kelembutan hati dermawan, donatur serta pembaca yang budiman untuk berpartisipasi menyisihkan sedikit rejekinya.)

Yayasan Al-Azkia

Alamat: Pasirgoong RT 003/012 Desa Keresek Kec. Cibatu

Kab. Garut Jawa Barat

Rek Donasi a.n Yayasan Al-Azkia

BCA 1480684989

Mandiri 1310011468503

BJB 0022405799100

Konfirmasi Donasi email :yayasanalazkia@ymail.com

Bpk .Dadang Sugiarto SPD

TLP : (0262) 2468270 HP : 081321245278

Atau Bisa melalui saya Konfirmasi

Muhamad Lomri Rainaldy,SE

0817425705/08572759705

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun