Literasi baca tulis harus dilakukan secara berkelanjutan demi untuk menghasilkan anak didik yang literat. Melihat kondisi pada saat ini yaitu masa pandemi COVID-19, kegiatan literasi baca tulis sebelum memulai pembelajaran dalam sekolah sulit dilakukannya karena terbatas nya waktu dalam proses kegiatan belajar dan mengajar. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yaitu Nadiem Makarim menyatakan bahwa kegitan belajar dan mengajar dalam masa pandemi COVID-19 dengan sebutan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat dibatasi, mulai dari waktu belajar yang dipadatkan, kapasitas siswa hanya 50% per kelasnya, hingga menerapkan pembelajaran luring (Kemdikbud, 2021). Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi sekolahan yang tetap ingin menerapkan kegiatan literasi baca tulis sebelum pelajaran pertama dimulai. Maka dari itu, perlu diperhatikan kembali kepada pemerintah supaya program literasi baca tulis tidak terhenti dimasa pandemi COVID-19.
Kondisi yang sama sedang dirasakan oleh salah satu sekolah menengah pertama yang ada di kota Cirebon yaitu SMP Negeri 4 Kota Cirebon. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Kota Cirebon telah mengambil keputusan untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sebanyak 50 persen untuk siswa per-kelasnya sesuai dengan kebijakan dari Kemdikbud. Tenaga didik diwajibkan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang baru dalam proses mengajarnya termasuk jam pelajarannya. Tidak hanya itu, wali murid pun harus memberi keputusan menyetujui atau tidak menyetujui anaknya untuk mengikuti kegitan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ini juga dilakukan dengan media WhatsApp untuk proses pembelajaran bagi siswa yang kebagian belajar dari rumah. Sehubungan dengan kondisi tersebut, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka dilakukan agar mengurangi kasus learning loss yang sangat signifikan (Kominfo, 2021). Bahkan kegiatan literasi pun tidak terlaksana dengan efektif bahkan tidak ada sekalipun terkecuali dalam mata pelajaran. Oleh karena itu, SMP Negeri 4 Kota Cirebon sedang menginisiasi cara penguatan literasi baca tulis untuk siswa dan siswinya agar kembali menjadi budaya membaca.
Sehubungan dengan permasalahan mengenai literasi baca tulis terlebih lagi di masa pandemi COVID-19, SMP Negeri 4 Kota Cirebon dibantu dengan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2021 dengan tema gerakan literasi. Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa UPI demi menggerakkan kembali budaya membaca yaitu dengan memberi bahan cerita pendek dengan format e-book lalu siswa dan siswi diwajibkan untuk membaca. Pemilihan format cerpen menggunakan e-book karena sebagian besar siswa dan siswi telah memiliki gawai nya masing-masing dan selalu ada kapan pun dan di manapun ditambah dengan proses pembelajaran melalui daring sehingga mempermudah siswa dan siswi untuk membaca cerpen tersebut. Proses awal dalam melakukan kegiatan tersebut yaitu memberikan siswa dan siswi bahan cerpen lalu mereka ditugaskan untuk menganalisis unsur intrinsik dalam cerpen tersebut dengan dituangkan ke dalam bentuk mind mapping se-kreatif mungkin. Upaya yang dilakukan mahasiswa KKN dari UPI ini tidak hanya untuk menggiatkan minat baca tulis tetapi juga untuk menggali jiwa kreatif anak dalam proses pelaksanaan literasi baca tulis. Saran ke depan nya untuk sekolah yaitu, seharusnya pihak sekolah maupun tenaga didik mengadakan program literasi baca tulis atau memonitoring anak didiknya diluar jam pelajaran atau jam tambahan agar budaya literasi baca tulis tidak semakin tertinggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H