Bulan Agustus dan September menjadi waktu yang umum bagi banyak kampus untuk melaksanakan Ospek.Â
Orientasi Studi atau Pendidikan (Ospek) bagi mahasiswa baru sendiri merupakan periode yang kerap menjadi perdebatan di lingkungan perguruan tinggi.Â
Ospek biasanya dilakukan sebagai langkah pertama dalam menjalani kehidupan kampus. Meskipun pada dasarnya memiliki tujuan yang baik, yaitu membantu mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan baru, menjalin hubungan sosial, dan mengenalkan aspek-aspek akademik, Ospek sering kali menjadi kontroversial karena beberapa alasan.
Berita perpeloncoan yang sudah sering terdengar di pemberitaan dengan korban jiwa yang terus ada setiap tahunnya.Â
Selain itu, pelaksanaan Ospek kampus yang bertujuan untuk memecahkan rekor seperti membuat formasi Paper Mob hanya menjadi ajang adu gengsi antar kampus. Walaupun harus mengorbankan kondisi tubuh mahasiswa baru dalam pelaksanaannya seperti yang terjadi di Universitas Brawijaya baru-baru ini, kegiatan seperti itu telah menjadi budaya yang mengakar untuk menunjukan eksistensi Ospek yang megah.
Ospek sebagai WadahOspek seharusnya menjadi ajang untuk mahasiswa baru belajar untuk mendalami kehidupan kampus, seperti halnya di kampus Harvard dengan Program Common Reading dan Community Conversation-nya yang menjadi wadah bagi mahasiswa baru untuk berdiskusi serta berkenalan dengan mahasiswa lainnya.Â
Ospek dipandang sebagai kesempatan berharga untuk membangun jaringan sosial dan mengenal teman-teman seangkatan.Â
Bagi banyak mahasiswa, momen Ospek menjadi kenangan yang berharga karena mereka dapat mengikuti berbagai kegiatan menarik, seperti seminar motivasi, outbound, dan kegiatan sosial.Â