Mohon tunggu...
_railaanggi
_railaanggi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka nulis, tapi kadang-kadang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terbentur untuk Terbentuk: Peran Gen Z dalam Menyikapi Hoax Jelang Pemilu!

7 Desember 2023   12:30 Diperbarui: 7 Desember 2023   12:34 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi muda pada saat ini terutama Gen Z tengah dihadapkan pada tantangan baru, salah satunya adalah menyikapi informasi palsu “HOAX” yang banyak beredar di berbagai hal baik media sosial, laman internet maupun yang lainnya. Mendekati musim pemilu (pemilihan umum) juga menjadi tantangan bagi generasi muda, maraknya black campaign yang beredar dapat menimbulkan permasalahan yang serius.

Dalam artikel ini penulis melakukan observasi di salah satu kelurahan di kota Malang untuk menyukseskan Program Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan suatu usaha aksi global, untuk mengatasi masalah kemiskinan, kesenjangan dan melindungi lingkungan. Dalam hal ini penulis memilih point ke-16 yaitu Perdamaian, Keadilan Kelembagaan Yang Tangguh, untuk menciptakan masyarakat yang damai dan secara utuh membangun kehidupan yang berkelanjutan, serta memberikan akses terhadap keadilan bagi semua masyarakat.

(Penyuluhan Projek SDGs, Dok. pribadi)
(Penyuluhan Projek SDGs, Dok. pribadi)

Salah satu narasumber yang kami wawancarai, di kelurahan Pandawangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang menjelaskan bahwa menjelang pemilu ini rawan terjadi perselisihan pendapat. Di mana terkadang golongan orang-orang tua memiliki pandangan politik yang berbeda dengan anak-anak muda. Minimnya informasi-informasi yang relevan juga memicu terjadinya perbedaan pendapat.

“Ya pastinya ada perbedaan ya. Orang-orang tua yang kurang ngerti info-info di sosmed contohnya, mereka itu kurang memahami politik di era sekarang. Jadi ya pasti ada selisih pendapat antara kami anak-anak muda dengan mereka. Kalau kami ya dapat info-info politik dari internet, ig, begitu, tapi kan orang-orang tua ini dapat infonya dari TV atau dari mulut ke mulut jadi ya berbeda pandangannya” Kata Narsum X. Malang/7 Desember 2023.

“Ya kalau masalah perbedaan pendapat, ya ga hanya menjelang pemilu aja. Kadang hal-hal sepele juga diperdebatkan, kayak misalnya muda-mudi karang taruna yang sudah diberikan job desk tapi mereka ga paham dan ga mau bertanya, nah nanti pasti terjadi konflik” Lanjutnya.

Terkait penjelasan tersebut, kami memberikan pemahaman kepada mereka agar tidak tergocek dengan isu-isu yang sekarang banyak beredar dimana-mana. Jangan sampai kita terpecah belah dalam musim politik ini, meskipun kita memiliki pandangan yang berbeda kita tetap harus bersatu agar pelaksanaan pemilu berjalan dengan damai dan lancar. Di tengah dinamika politik ini, kita harus pandai menyikapi informasi palsu atau “HOAX” agar proses demokrasi tetap berjalan dengan baik. Guna menyikapi “Hoax” yang berseliweran, beberapa hal di bawah ini patut kita tanamkan.

  1. Kritis dalam menyikapi informasi politik. Generasi muda perlu mengkritisi informasi-informasi tentang politik. Hoax seringkali dapat mempengaruhi pandangan politik dan keputusan pemilihan. Memahami informasi dan mencari fakta yang sebenarnya adalah langkah penting.

  2. Verifikasi sumber informasi. Sebelum memahami sebuah informasi, kita patut memastikan apakah sumber tersebut dapat dipercaya. Hal ini digunakan untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau “Hoax” di masyarakat.

  3. Pemahaman terhadap adanya propaganda politik. Dalam musim pemilu ini, propaganda politik marak dilakukan, dengan banyaknya black campaign yang ada di internet dan sosial media. Generasi muda perlu memahami perbedaan antara kampanye dengan informasi yang sah dan upaya manipulatif yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Kritis terhadap berita atau isu-isu politik perlu dilakukan untuk menjaga integritas pemilihan dan demokrasi.

  4. Aktif dalam kampanye Anti-Hoax. Generasi muda harus turut berpartisipasi aktif dalam kampanye anti-hoax, yang digunakan sebagai upaya untuk melawan penyebaran informasi palsu. Sebagai generasi muda kita perlu memahami cara kerja media-media digital yang digunakan sebagai wadah berkampanye, kita harus bisa membedakan antara informasi yang dapat dipercaya dan tidak, serta kita harus pandai-pandai menyikapi konten yang dapat memicu perselisihan.

Berdasarkan uraian di atas generasi muda memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan penyebaran hoax. Dengan kesadaran, edukasi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam melakukan kampanye anti-hoax, kita generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan pemilu yang demokratis, transparan dan damai. Dalam kesempatan ini, kami juga memberikan stiker sebagai bentuk kampanye anti-hoax yang bertuliskan Terbentur, Terbentur, Terbentuk dengan makna setiap kegagalan atau benturan yang kita alami, suatu saat hal tersebut yang akan membentuk kita menjadi sosok yang kuat. 

Terbentur-Terbentur-Terbentuk (Dok. pribadi)
Terbentur-Terbentur-Terbentuk (Dok. pribadi)

Penulis : Raila Novi Anggiana

Editor : Isna Zulfia Nur Fauziah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun