Keadilan, pemerataan ekonomi, kesejahteraan, sungguh menjadi kunci dari kejadian-kejadian amuk kemarahan penduduk asli suatu daerah.Â
Kebijaksanaan pemerintah menjadi kunci bagi letupan-letupan konflik macam ini- dan jangan biarkan ada kelompok atau individu yang sengaja menyiram bensin di lahan kering.Â
Karena bagi mereka yang sungguh tidak suka akan kedamaian negeri ini, maka kejadian-kejadian yang semula hanya bara dalam sekam dapat menjadi kebakaran maha dahsyat!
Saya ingat, dalam kunjungan pertama saya ke Lhokseumawe, Aceh utara, awal tahun 1999. Kota Lhokseumawe sempat dijuluki kota petro dollar karena di sana ada perusahaan penghasil gas alam cair. Saat itu, saya menelusuri satu perkampungan nelayan yang kumuh dan miskin.Â
Perkampungan itu sungguh dekat dengan salah satu komplek perusahaan- yang menghasilkan gas alam cair dari tanah Aceh. Hanya sedepa dari segala kemewahan itu- kemiskinan menggeliat-geliat di lorong-lorong rumah para nelayan.
Saya kirimkan Fatihah buat mereka yang menjadi korban. Saya pernah melihat korban-korban serupa dari dekat. Dan saya tahu bagaimana sakit dan ngilunya hati melihat semua itu.
Semoga bangsa ini selalu dilindungi dan dijauhkan dari angkara murka. Mari kita lebih peka pada sesama anak bangsa- di manapun mereka berada. Jangan biarkan mereka lapar di tanahnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H