Mohon tunggu...
Raihan Ibnu Ilyasa
Raihan Ibnu Ilyasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif di Universitas Pembangunan Jaya jurusan Desain Komunikasi Visual. Saya suka membahas topik tentang hiburan, informasi, film serta seni & budaya lainnya

Selanjutnya

Tutup

Film

Apakah Benar Marvel Bukan Termasuk Film Cinema?

19 Desember 2023   14:13 Diperbarui: 19 Desember 2023   14:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh "George Biard," Wikimedia Commons

Banyak para sang sutradara beranggapan bahwa film Marvel bukan merupakan sebuah film cinema. Hal ini banyak mengandung kontroversial terutama kepada pecinta film yang bergenre superhero tersebut. Menurut sutradara dari Taxi Driver dan Goodfellas, Martin Scorsese dalam interview di Empire magazine mengatakan, “Sejujurnya itu bukan cinema, hal yang saya pikirkan itu hanya tentang taman hiburan yang di buat dengan baik, dengan para aktor yang dilakukan dengan baik.” 

Lalu ada juga pendapat tentang sutradara pulp fiction yaitu quentin tarantino yang mengatakan bahwa pemeran dari film marvel bukan sebuah Bintang film. Melalui interview Bersama Tom Segura di saluran podcast youtubenya 2 Bears 1 Cave, mengatakan “Bagian dari Marvelisasi Hollywood adalah Anda memiliki semua aktor yang menjadi terkenal memainkan karakter ini, Tetapi mereka bukan bintang film. Benar? Kapten Amerika adalah bintangnya. Thor adalah bintangnya. Saya bukan orang pertama yang mengatakan hal itu. Saya pikir hal itu telah dikatakan jutaan kali, tetapi karakter waralaba inilah yang menjadi bintang.”

Gambar oleh
Gambar oleh "George Biard," Wikimedia Commons
 

Quentin Tarantino juga mengatakan bahwa dia tidak membenci Marvel, "Saya tidak membenci mereka. Tapi aku tidak mencintai mereka. Maksudku, aku dulu suka mengoleksi komik Marvel ketika aku masih kecil. Ada aspek bahwa jika film-film ini dirilis ketika saya berusia dua puluhan, saya akan sangat bahagia dan sangat menyukainya. Tetapi itu bukan satu-satunya film yang dibuat, itu akan menjadi film-film itu di antara film-film lainnya. Saya hampir berusia 60 tahun, jadi saya tidak terlalu tertarik dengan hal itu.”

Akan tetapi para pecinta film Marvel mengatakan bahwa film Marvel bisa menjadi bagian terpenting dalam dunia cinema ke depannya karena narasi yang menghibur dan memanfaatkan aspek-aspek visual yang baik. Emang sebenarnya apa sih yang membuat Marvel bukan termasuk film cinema?. maka dari itu, yuk simak penjelasan berikut.

Film cinema itu apa

Apa itu film cinema? Menurut saya film cinema itu sebagai bentuk seni yang menggabungkan elemen seperti gambar bergerak, suara, penulisan skenario serta sinematografi dan dapat menciptakan sebuah karya seni yang bergerak, menginspirasi dan menyampaikan pesan. Film cinema tidak hanya sekedar film hiburan tetapi juga sebagai sarana ekspresi yang mendalam yang disampaikan melalui cerita, emosi, serta pemikiran yang mendalam. Menurut Martin Scorsese dalam acara interview di abc news bersama Peter Travers, ia mengatakan “Menurutku, apa pengaruh sinema terhadapku adalah sesuatu yang karena suatu alasan tetap melekat pada dirimu, sehingga beberapa tahun kemudian kamu dapat menontonnya lagi atau 10 tahun kemudian kamu menontonnya lagi dan itu berbeda. dengan kata lain masih banyak yang perlu dipelajari tentang diri Anda atau tentang kehidupan”.

Gambar oleh
Gambar oleh "David Shankbone," Wikimedia Commons

Apa contoh dari film cinema?

Gambar oleh
Gambar oleh "sbclick," Wikimedia Commons

Belakangan ini kita tahu ada sebuah film yang diambil dari kisah seorang bapak penemu bom atom yaitu Oppenheimer. Oppenheimer merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Christopher Nolan. Film Oppenheimer dapat dibilang film sinematik yang mengeksplorasi ide-ide dan penyampaian pesan yang mendalam, serta visual yang kuat. Film Christopher Nolan mungkin bisa menjadi contoh bagaimana membuat film yang bagus tanpa menggunakan bantuan teknologi yang menambah efek tertentu dalam sebuah film (CGI), layaknya film superhero sekarang. Lalu jika kita ambil dari beberapa film jaman dulu seperti

  • Citizen Kane (1941) karya Orson Welles dan Lawrence Of Arabia (1962) Karya David Lean  Dikenal karena penggunaan teknik sinematografi yang inovatif dan narasi yang kompleks.
  • The Godfather (1972) Karya Francis Ford Coppola ini merupakan sebuah film epic bertemakan mafia yang dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa. Menggabungkan penulisan skenario yang brilian, pengarahan yang kuat, dan penampilan luar biasa dari para aktornya.
  • 2001: A Space Odyssey (1968): Film karya Stanley Kubrick ini merupakan karya ikonik dalam genre science fiction yang mengeksplorasi tema-tema filosofis dan eksistensial. Stanley Kubrick juga menjadi sutradara paling berpengaruh di dunia karena berkat film-film yang berkelas pada saat itu.
  • Seven Samurai (1954): Dibuat oleh sutradara legendaris Akira Kurosawa, film ini adalah contoh luar biasa dari sinematografi Jepang dan merupakan salah satu film yang menggambarkan kekuatan karakter dan kemanusiaan.

Perbandingan antara film cinema dengan film Marvel

  • Kompleksitas cerita dan karakter

Film Marvel Sering menjelaskan cerita dengan tema kebaikan vs kejahatan, dengan karakter baik di ibaratkan sebagai pahlawan dan karakter jahat sebagai penjahat dalam film. Hal ini dikarenakan Marvel hanya menunjukkan cerita yang ringan untuk ditonton oleh masyarakat umum maupun anak kecil dan orang dewasa. Sedangkan film cinema lebih cenderung mengeksplorasi tema-tema yang lebih kompleks, menyajikan karakter dengan lapisan yang lebih dalam, dan menawarkan cerita yang mungkin lebih beragam dalam segi emosional dan intelektual. 

  • Gaya Pembuatan dan Naratif

Film-film Marvel cenderung memiliki gaya pembuatan yang khas, dengan penggunaan efek khusus yang besar seperti CGI, aksi yang spektakuler, dan alur cerita yang memberikan kesan yang seru dan menghibur. Sedangkan film cinema lainnya bisa memiliki gaya pembuatan yang lebih eksperimental, naratif yang lebih kompleks, dan fokus pada pengembangan karakter atau eksplorasi tema tertentu.

  • Tujuan Utama Produksi 

Pada awalnya Marvel berasal dari komik maka dari itu, film-film Marvel sering dirancang untuk menjadi bagian dari sebuah waralaba (franchise) yang terintegrasi, dengan banyak film yang saling terkait dan membangun alur cerita yang lebih besar. Tujuannya bisa jadi lebih terfokus pada menyediakan hiburan massal dan menghasilkan keuntungan finansial yang besar dengan menjaga konsistensi cerita dalam Marvel Cinematic Universe (MCU), dikarenakan popularitas Marvel yang semakin banyak. Sedangkan film cinema lainnya seringkali lebih berfokus pada penyampaian pesan artistik, eksplorasi karakter yang mendalam, dan pembuatan karya seni yang unik. Mereka tidak selalu terikat pada kebutuhan untuk membangun waralaba film yang saling terkait.

Segitulah dari saya, menurut saya ini semua tergantung selera kita masing-masing dalam menonton film. Ada yang menganggap bahwa marvel film yang bagus dari segi visualisasi dan cerita yang mudah dipahami untuk semua orang baik anak kecil maupun orang dewasa. Ada juga yang beranggapan bahwa film cinema lebih seru karena dari segi artistik seperti pandangan yang diutarakan oleh beberapa individu, seperti Martin Scorsese atau Quentin Tarantino, menyoroti perbedaan antara film-film Marvel yang berfokus pada hiburan dan film-film yang mengeksplorasi kedalaman artistik dalam konsep film cinema tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun