Mohon tunggu...
Raihan Fadhillah
Raihan Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Politik Universitas Airlangga

Geopolitics Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yugoslavia dan Indonesia : Dua Negara Multietnis Yang Nasibnya Berbanding Terbalik

22 Desember 2024   14:55 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib yang berbeda ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana mengelola keberagaman di tengah tantangan global. Indonesia menjadi contoh nyata bahwa keberagaman tidak perlu menjadi penghalang, tetapi justru dapat menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik. Yugoslavia, di sisi lain, mengingatkan kita bahwa kegagalan dalam mengelola keberagaman dapat berujung pada perpecahan dan tragedi kemanusiaan.

Indonesia telah membuktikan bahwa semangat persatuan di tengah keberagaman dapat terwujud melalui pendekatan yang inklusif, dialog, dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan. Di tengah dunia yang semakin terfragmentasi, pelajaran dari Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa. Namun, perjuangan untuk menjaga persatuan ini tidak pernah selesai. Indonesia harus terus beradaptasi dengan tantangan baru dan memastikan bahwa keberagaman tetap menjadi kekuatan utama bangsa.

Sebaliknya, kisah Yugoslavia menjadi peringatan yang jelas akan bahaya jika keberagaman tidak dikelola dengan baik. Ketegangan antaridentitas yang tidak diatasi dengan bijaksana dapat dengan cepat berubah menjadi konflik destruktif. Pengalaman Yugoslavia mengajarkan bahwa stabilitas tidak hanya membutuhkan pemimpin yang kuat, tetapi juga sistem yang adil dan inklusif.

Pada akhirnya, nasib Yugoslavia dan Indonesia adalah refleksi dari pilihan-pilihan yang diambil dalam menghadapi kompleksitas keberagaman. Dalam dunia yang semakin global, pelajaran dari kedua negara ini tetap relevan untuk memahami bagaimana membangun masyarakat yang damai dan bersatu di tengah perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun