Mohon tunggu...
Raihan Cmc
Raihan Cmc Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Erik Erikson

21 Januari 2025   05:03 Diperbarui: 21 Januari 2025   05:03 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Erik Erikson dikenal sebagai teori psikososial yang menjelaskan perkembangan manusia sepanjang hidup. Erikson mengembangkan delapan tahap perkembangan psikososial yang menunjukkan konflik atau krisis yang harus diatasi oleh individu pada setiap tahap untuk mencapai pertumbuhan yang sehat. Berikut adalah penjelasan dari setiap tahap:

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (Trust vs. Mistrust)

Usia: 0--1 tahun

Fokus: Bayi belajar untuk mempercayai dunia di sekitarnya melalui interaksi dengan pengasuh utama. Jika kebutuhan dipenuhi dengan baik, anak akan merasa aman (trust). Sebaliknya, pengabaian dapat menyebabkan ketidakpercayaan (mistrust).

2. Otonomi vs Malu dan Ragu (Autonomy vs. Shame and Doubt)

Usia: 1--3 tahun

Fokus: Anak mulai mengembangkan kemandirian. Jika didukung, mereka akan merasa percaya diri. Namun, jika terlalu dikontrol atau dipermalukan, mereka akan merasa ragu atau malu.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (Initiative vs. Guilt)

Usia: 3--6 tahun

Fokus: Anak mulai mengeksplorasi dunia, membuat rencana, dan mengambil inisiatif. Jika dihargai, mereka akan berkembang secara kreatif. Sebaliknya, kritik berlebihan dapat menyebabkan rasa bersalah.

4. Kerajinan vs Inferioritas (Industry vs. Inferiority)

Usia: 6--12 tahun

Fokus: Anak belajar keterampilan baru dan bekerja sama dengan orang lain. Jika mereka merasa berhasil, rasa kompetensi akan berkembang. Jika gagal, mereka mungkin merasa rendah diri.

5. Identitas vs Kebingungan Peran (Identity vs. Role Confusion)

Usia: 12--18 tahun (remaja)

Fokus: Remaja mengeksplorasi identitas diri dan nilai-nilai mereka. Krisis identitas yang sehat menghasilkan pemahaman diri. Jika gagal, mereka mungkin merasa bingung akan peran mereka.

6. Keintiman vs Isolasi (Intimacy vs. Isolation)

Usia: 18--40 tahun

Fokus: Orang dewasa muda mencari hubungan yang intim dengan orang lain. Jika berhasil, mereka membentuk hubungan yang kuat. Jika tidak, mereka bisa merasa kesepian atau terisolasi.

7. Generativitas vs Stagnasi (Generativity vs. Stagnation)

Usia: 40--65 tahun

Fokus: Orang dewasa menengah terlibat dalam membimbing generasi berikutnya dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Jika tidak, mereka mungkin merasa stagnan atau tidak berarti.

8. Integritas Diri vs Keputusasaan (Integrity vs. Despair)

Usia: 65 tahun ke atas

Fokus: Lansia merefleksikan hidup mereka. Jika puas, mereka merasakan integritas. Jika merasa banyak penyesalan, mereka mungkin mengalami keputusasaan.

Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia adalah proses sepa

njang hayat yang dipengaruhi oleh interaksi sosial dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun