Mohon tunggu...
Raihan Cmc
Raihan Cmc Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati Martin Hoffman

19 Januari 2025   22:24 Diperbarui: 19 Januari 2025   22:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori empati Martin Hoffman menjelaskan bagaimana empati berkembang secara bertahap pada manusia dari masa bayi hingga dewasa. Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, yang merupakan proses kognitif dan emosional. Teorinya berfokus pada perkembangan empati melalui berbagai tahapan, serta bagaimana empati memainkan peran penting dalam perilaku moral.

Komponen Utama Empati Menurut Hoffman

1. Respon Emosional

Empati melibatkan kemampuan untuk merasakan emosi yang serupa dengan orang lain.

Contoh: Merasa sedih ketika melihat orang lain menangis.

2. Pengambilan Perspektif

Kemampuan untuk memahami pandangan atau perasaan orang lain, bahkan jika berbeda dari pengalaman diri sendiri.

Contoh: Memahami mengapa seseorang merasa cemas meskipun Anda tidak berada dalam situasi yang sama.

3. Motivasi Altruistik

Empati dapat mendorong seseorang untuk membantu orang lain tanpa pamrih.

Contoh: Memberi bantuan kepada korban bencana karena merasa iba terhadap penderitaan mereka.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman menyatakan bahwa empati berkembang secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan kognitif individu. Ia mengidentifikasi empat tahap utama perkembangan empati, yaitu:

1. Empati Global (0-1 Tahun)

Bayi merespons emosi orang lain tetapi tidak dapat membedakan antara emosi mereka sendiri dan orang lain.

Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis, karena mereka "merasa" tangisan itu adalah bagian dari diri mereka.

2. Empati Egocentris (1-2 Tahun)

Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosi mereka sendiri. Namun, mereka masih memiliki pandangan egosentris dan mencoba membantu orang lain dengan cara yang sesuai untuk diri mereka sendiri.

Contoh: Anak memberikan boneka favoritnya kepada teman yang sedang sedih karena menganggap hal itu juga akan membuatnya bahagia.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-10 Tahun)

Anak mampu memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang unik dan bisa merespons situasi dengan lebih tepat.

Contoh: Anak memeluk teman yang menangis dan mengatakan kata-kata yang menenangkan.

4. Empati yang Didorong oleh Prinsip (10 Tahun ke Atas)

Individu mulai mengembangkan empati berdasarkan prinsip moral dan keadilan. Mereka dapat memahami perasaan orang lain yang berada dalam situasi kompleks atau bahkan yang belum pernah mereka alami.

Contoh: Remaja atau orang dewasa merasa tergerak untuk membantu orang yang tertindas atau mendukung gerakan sosial.

Mekanisme Empati

Hoffman menjelaskan empat mekanisme utama yang mendukung perkembangan empati:

1. Mimicry (Peniruan)

Individu secara otomatis meniru ekspresi wajah atau emosi orang lain, yang memicu respon emosional serupa dalam dirinya.

Contoh: Tersenyum ketika melihat orang lain tersenyum.

2. Kondisi Klasik

Empati dapat dipelajari melalui asosiasi pengalaman emosional tertentu dengan situasi tertentu.

Contoh: Merasa takut saat melihat orang lain cemas dalam situasi yang pernah dialami sebelumnya.

3. Pengambilan Perspektif

Kemampuan untuk membayangkan diri berada dalam posisi orang lain, sehingga bisa memahami perasaan mereka.

Contoh: Membayangkan kesulitan orang tunawisma saat menghadapi cuaca dingin.

4. Regulasi Emosi

Kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri agar bisa merespons secara efektif terhadap emosi orang lain.

Contoh: Tetap tenang dan memberikan dukungan kepada teman yang sedang panik.

Empati dan Moralitas

Menurut Hoffman, empati adalah dasar dari perilaku moral, karena:

1. Empati mendorong rasa tanggung jawab sosial.

2. Individu yang berempati lebih cenderung bertindak untuk mengurangi penderitaan orang lain.

3. Empati memungkinkan orang memahami dampak tindakan mereka terhadap orang lain.

Namun, Hoffman juga menekankan bahwa empati harus dilengkapi dengan prinsip moral yang rasional, karena empati saja bisa menjadi bias (misalnya, hanya berempati pada orang terdekat dan mengabaikan orang lain).

Penerapan Teori Empati Hoffman

1. Pendidikan

Guru dapat membantu siswa mengembangkan empati melalui diskusi tentang perasaan orang lain dan aktivitas kolaboratif.

2. Pengasuhan Anak

Orang tua dapat menjadi model empati dengan menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan anak dan orang lain.

3. Psikologi Sosial

Dalam menangani konflik sosial, empati dapat digunakan untuk memahami sudut pandang kedua belah pihak.

4. Kesehatan Mental

Terapis menggunakan empati untuk membangun hubungan terapeutik dengan klien dan membantu mereka merasa dimengerti.

5. Aktivisme Sosial

Empati dapat mendorong partisipasi dalam kegiatan kemanusiaan, seperti membantu korban bencana atau mendukung kelompok yang terpinggirkan.

Kesimpulan

Teori empati Martin Hoffman menekankan bahwa empati adalah proses yang berkembang sepanjang hidup, dimulai dari tanggapan emosional bawaan pada masa bayi hingga menjadi empati berbasis prinsip moral pada usia dewasa. Empati bukan hanya komponen penting dari hubungan antarindividu, tetapi juga landasan bagi perilaku moral dan tanggung jawab sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun