Mohon tunggu...
raihanayumna
raihanayumna Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Perilaku Orang Berpuasa, Sebuah Refleksi Diri dan Ucapan

5 Desember 2024   08:20 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puasa, adalah ibadah yang penuh makna, bukan hanya menahan lapar dan haus, melainkan tentang menata hati dan jiwa. Didalam Al-Quran terdapat sebuah hadis tentang tuntunan perilaku orang berpuasa, yang menjadi cerminan bagi kita untuk  merefleksikan diri, sebagai berikut:

"Barangsiapa yang berpuasa , hendaklah ia menjaga lisannya dari ucapan kotor dan oerbuatan buruk. Jika ada orang yang mencaci atau berbuat kasar kepadanya, hendahlah ia berkata, 'Aku sedang berpuasa'." (HR.At-Tirmidzi).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa puasa bukan sekadar menahan hawa nafsu, melainkan juga mengendalikan emosi dan ucapan. Berpuasa seharusnya membuat kita lebih sabar, lebih pemaaf, dan lebih bijaksana dalam bersikap. Ketika dihadapkan pada situasi yang memancing amarah, kita dituntut untuk menahan diri dan merespon dengan tenang. Ucapan yang lembut dan sikap yang santun menjadi bukti nyata bahwa kita sedang berpuasa dengan penuh kesadaran.

Meneladani perilaku orang berpuasa bukan hanya berlaku di bulan Ramadan, melainkan sepanjang tahun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam amarah, ucapan kasar, dan perilaku yang tidak terpuji. Hadis ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri, mengendalikan emosi, dan menjaga lisan. Melalui kesabaran dan kelembutan, kita dapat membangun hubungan yang harmonis dengan sesama dan menciptakan lingkungan yang damai.

Menjalankan puasa dengan penuh kesadaran akan membawa perubahan positif dalam diri. Kita akan lebih peka terhadap perasaan orang lain, lebih empati terhadap penderitaan, dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. 

Puasa menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengobati hati yang luka, dan membangun karakter yang mulia. Semoga kita semua dapat meneladani perilaku orang berpuasa dengan sebaik-baiknya, sehingga Ramadan menjadi bulan penuh keberkahan dan transformasi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun