Mohon tunggu...
RAIHAN ANANDA
RAIHAN ANANDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Toleransi dalam Tinjauan Al-Qur'an, As-Sunnah dan Ijtihad

21 November 2022   02:44 Diperbarui: 21 November 2022   06:40 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ajarannya, Islam menuntut toleransi penuh. Islam menurut definisinya adalah agama perdamaian, keamanan, dan ketundukan. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan ungkapan "Islam adalah agama yang rahmatal lil 'alamin" (agama yang menjaga seluruh alam). Artinya, Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghargai, bukan paksaan. Islam memahami bahwa keberagaman umat dalam beragama adalah kehendak Allah SWT. Dalam Islam, toleransi berlaku untuk semua orang, baik sesama muslim maupun non muslim. Yusuf Qordhowi dalam bukunya Ghoir Al-Muslim Fil Mujtama. Al-Islam menyebutkan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan toleransi unik selalu mendominasi perilaku Muslim terhadap non-Muslim, yaitu keyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, tanpa memandang agama, kebangsaan, dan rasnya. Bedanya, manusia dalam beragama dan berkeyakinan adalah realitas yang diinginkan oleh Allah SWT yang memberikan kebebasan kepada mereka untuk memilih beriman dan tidak beriman. Seorang muslim tidak boleh mencela kekufuran terhadap non muslim atau kafir dan muysrik orang lain. Hanya Allah swt yang akan mengadilinya nanti di akhirat. Percayalah bahwa Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan bahkan menyeru orang musyrik untuk berperilaku baik. Allah SWT juga mengutuk tindakan tirani bahkan terhadap orang kafir. Terhadap perwakilan agama dan kepercayaan yang berbeda, Al-Qur'an menetapkan prinsip bahwa tidak ada paksaan dalam agama (QS Al-Baqoroh: 256). Kebebasan beragama adalah bagian dari penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Contoh toleransi terhadap Islam tertulis dalam Al-Qur'an surat Al Mumtahanan ayat 8-9. Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman bahwa setiap muslim harus berperilaku baik terhadap pemeluk agama lain, selama tidak ada hubungan dengan agama tersebut. Ini juga menjelaskan batas-batas toleransi dalam Islam.

 لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

lā yan-hākumullāhu 'anillażīna lam yuqātilụkum fid-dīni wa lam yukhrijụkum min diyārikum an tabarrụhum wa tuqsiṭū ilaihim, innallāha yuḥibbul-muqsiṭīn. Innamā yan-hākumullāhu 'anillażīna qātalụkum fid-dīni wa akhrajụkum min diyārikum wa ẓāharụ 'alā ikhrājikum an tawallauhum, wa may yatawallahum fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

Artinya: "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim."

Di dalam Al-Qur'an juga dijelaskan pada surat Luqman ayat 15. Allah SWT berfirman bahwa seseorang harus selalu berperilaku baik terhadap keluarga atau kerabat non-Muslim, bahkan jika mereka mengajak untuk mempersekutukan Allah SWT.

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

wa in jāhadāka 'alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī 'ilmun fa lā tuṭi'humā wa ṣāḥib-humā fid-dun-yā ma'rụfaw wattabi' sabīla man anāba ilayy, ṡumma ilayya marji'ukum fa unabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn

Artinya: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu. Maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

Pentingnya Saling Menghormati dan Saling Menghargai

  • Menghormati orang lain tidak menunjukkan kelemahan. Kita sudah lama merasa lemah dan kalah ketika kita menghormati orang lain, dengan sikap kita menghargai pilihan mereka kita telah mengajarkan orang lain untuk menghargai pendapat kita juga, sehingga tidak perlu ada argumentasi. Jadi penghargaan bukan berarti kehilangan atau kelemahan, tapi kita memiliki pemikiran yang sangat dewasa
  • Menjadi lebih dewasa. Kita saling menghormati, kita tentu menghindari menjaga perkataan kita, karena di sinilah pertengkaran paling sering muncul, sekalipun orang lain membangkitkan perasaan kita, kita harus menahan amarah dan menyikapinya dengan tenang.
    Memang berat, tapi seiring berjalannya waktu kita menjadi lebih dewasa dalam menghadapi perbedaan pendapat. Ketika emosi tidak dipertimbangkan saat berpikir, keputusan yang dibuat lebih baik.
  • Hormati orang lain. Menghormati orang lain adalah nilai manusia terbaik di dunia, tak ternilai harganya. Kemanapun dan kapanpun kita bepergian, jika kita selalu menghormati dan menghargai orang lain, maka hati orang lain akan terbuka dan mereka akan menghormati kita.
    Saling menghormati pasti dibangun dengan rasa pengertian dan niat baik, bukan cara-cara yang sulit dan negatif. Hargai orang lain, misalnya ada perbedaan pendapat di perusahaan, maka hargailah, karena mungkin dia punya cara berbeda tapi tujuan sama untuk memajukan perusahaan.
  • Komunikasi dan kerjasama terjalin dengan baik. Persaingan yang sehat itu wajar, tetapi jangan sampai saling berdebat. Sekalipun ada pendapat, tetapi biarlah ada kesamaan pengertian, saling menghargai dan menghormati, keduanya dapat dikomunikasikan sehingga dapat terjalin kerjasama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun