Mohon tunggu...
Raihan Alif Dyar
Raihan Alif Dyar Mohon Tunggu... Supir - Mahasiswa

Hanya seseorang yang coba melewati hari ke hari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Organisasi Harus Melakukan Perubahan dan Apa Efeknya Jika Tidak Melakukannya

19 Agustus 2021   22:22 Diperbarui: 19 Agustus 2021   23:37 9974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Stop At Nothing stopatnothing.com/

Organisasi tidak bisa terus-menerus berapa di tahapan atau tingkatan yang sama, harus berjalan atau pindah ke tahapan selanjutnya, artinya harus melakukan perubahan. Organisasi harus melakukan perubahan agar tetap dapat mengikuti, cocok, dan relevan dengan kemajuan masa demi tetap bisa bersaing dalam dunia kerja/bisnis. 

Untuk melakukan perubahan, pasti ada dorongannya, organisasi akan melakukan perubahan dengan dorongan berupa kemajuan teknologi, globalisasi, media sosial dan revolusi informasi, turbulensi ekonomi, pergeseran sikap sosial, perubahan kekuatan pasar, e-business dan mobile commerce, dan peningkatan regulasi. Terlepas dari dorongan perubahan dari bagian luar atau eksternal, perubahan juga mulai dari pemimpin. 

Pemimpin harus menjadi "Change Agent" atau agen perubahan dalam organisasi, untuk membantu para pengikut serta organisasi beradaptasi dengan ancaman eksternal dan peluang baru yang ada. Agar mencapai perubahan yang sukses, pemimpin organisasi harus memiliki karakteristik seperti :

  • Mendefinisikan diri mereka sebagai pemimpin perubahan daripada sebagai orang yang ingin mempertahankan status kuota.
  • Menunjukkan keberanian.
  • Percaya pada kapasitas karyawan untuk memikul tanggung jawab.
  • Dapat mengasimilasi dan mengartikulasikan nilai-nilai yang mendorong kemampuan beradaptasi.
  • Mengenali dan belajar dari kesalahan mereka sendiri.
  • Mampu mengelola kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas..
  • Memiliki visi dan dapat menggambarkan visi mereka untuk masa depan dengan jelas.

Sumber : Stop At Nothing stopatnothing.com/
Sumber : Stop At Nothing stopatnothing.com/

Tetapi dalam memimpin organisasi ke perubahan, pemimpin harus juga memperhatikan tahap-tahapan yang penting untuk memberikan arahan dalam proses perubahan. 

Pemimpin harus memberikan rasa kebutuhan akan perubahan kepada orang-orang dalam organisasi, mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk membuat rencana perubahan organisasi, memberikan visi serta strategi yang jelas untuk memberikan gambaran untuk mencapai perubahan yang dituju, selalu melakukan komunikasi, menyingkirkan hambatan yang ada dan mendorong orang-orang dalam organisasi untuk bertindak/bekerja secara kreatif, mencapai goals kecil dalam perubahan dan merayakannya untuk menjaga semangat orang-orang dalam organisasi, teruslah bergerak maju, dan mencari jalan agar perubahan yang dilakukan/dicapai tetap menempel ke dalam work habit orang-orang organisasi.

Menurut saya, setiap organisasi pada masa sekarang, harus terus melakukan perubahan atau membauat perubahan bersifat short-term atau sementara. Kenapa?, perubahan dan kemajuan pada masa kini melaju dengan secara cepat. 

Pada satu hari saja, kita dapat melihat sebuah perubahan dalam masyarakat seperti kebiasaan, frekuensi pembelian, dan hal sebagainya. Serta, teknologi yang maju dengan sangat cepat, seperti dari membeli barang dengan uang cash menjadi tinggal menempelkan smartphone kita ke kasir.

Handphone Nokia & BlackBerry (Sumber : Channel Youtube AD REVIEW)
Handphone Nokia & BlackBerry (Sumber : Channel Youtube AD REVIEW)

Organisasi atau perusahaan harus selalu up-to-date tentang hal seperti itu dan hal-hal lainnya, jika tidak, mereka bisa tertinggal dan tidak dapat kembali ke posisi sebelumnya walaupun sudah melakukan perubahan. Contohnya seperti produsen handphone yaitu Nokia dan BlackBerry. Nokia merupakan handphone yang menguasai pasar di Indonesia pada tahun 2006-2008, mereka memiliki line-up handphone yang menarik dan sesuai dengan para konsumennya. 

Namun, kekuasaan mereka menurun semenjak smartphone Apple (IPhone) dan Android diluncurkan ke pasar. Alih-alih daripada mengikuti tren yang ada, mereka memili untuk tetap egois atau mempercayai pendirian mereka dengan meluncurkan smartphone dengan operating system mereka sendiri, sayangnya mereka tidak berhasil untuk bersaing dan akhirnya mereka tertinggal jauh. 

Sama juga yang dialami BlackBerry, mereka yang sempat berjaya sampai tahun 2014, akhirnya tidak laku lagi dipasaran. Hal tersebut karena handphone BlackBerry tidak dapat menawarkan atau menyamai pelayanan aplikasi yang seperti ditawarkan oleh smartphone Apple dan Android. Mungkin inti yang bisa saya ambil adalah "Segara lakukan perubahan atau inovasi, jangan sampai pihak lain melakukannya dan anda tertinggal".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun