Menjadi seorang pemimpin tidak hanya mengatur dan mengarahkan orang-orang sekitarnya untuk mengerjakan hal-hal yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya, namun pemimpin harus menciptakan lingkungan organisasi yang nyaman. Menciptakan lingkungan nyaman di organisasi merupakan bukan hal yang mudah, kenapa?, karena seorang pemimpin harus memastikan bahwa semua individu atau orang dalam organisasi merasa dihormati, dihargai, dan dapat mengembangkan keunikan dalam diri mereka. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak hanya dapat membawa kekuatan, melainkan membawa masalah atau bias karena pemahaman orang lain yang dimana melihat perbedaan tersebut sebagai hal yang rendah.
Tantang pertama yang dihadapi adalah sifat Etnosentris, yang merupakan kepercayaan bahwa bahwa budaya dan subkultur sendiri lebih unggul dari budaya lainnya. Singkatnya, budaya yang dimiliki tinggi dan budaya lainnya rendah.Â
Budaya yang berbeda memberikan pandangan dan keberagaman yang dapat memberikan keungggulan dalam organisasi namun tidak bisa dipungkiri juga kalau dapat memberikan hal negatif. Contohnya seperti orang yang bekerja dibidang pemasaran merupakan orang yang aktif dan pandai dalam berbicara, sedangkan orang yang bekerja dalam bagian akuntansi merupakan orang yang pendiam dan tidak pandai berbicara.Â
Asumsi seperti ini muncul dari orang tua atau generasi sebelumnya, yang kemudian menjadi sebuah kebiasan atau budaya seseorang. Kombinasi kekuatan alam menuju pemisahan, sudut pandang etnosentris, dan seperangkat asumsi dan praktik budaya standar menciptakan sejumlah tantangan bagi orang dalam organisasi (pengikut atau karyawan) dan pemimpin dari kalangan minoritas.
Sifat berikutnya adalah Prejudice, yang merupakan perasaan atau pendapat yang merugikan yang terbentuk tanpa memperhatikan fakta. Seseorang dengan sifat ini akan memberikan pendapatnya tentang sesuatu hal yang berbeda dari dirinya sebagai sebuah kekurangan, tanpa melihat fakta yang dapat membalikkan pendapatnya.Â
Dari sifat ini, munculah sifat Stereotip, dimana merupakan keyakinan atau citra yang kaku, berlebihan, irasional, dan biasanya negatif yang diasosiasikan dengan sekelompok orang tertentu. Contoh yang bisa diambil merupakan masalah stereotip yang telah ada sejak lama, yaitu kulit putih dengan kulit hitam.Â
Orang ras kulit putih, terutama di Amerika, menganggap bahwa masyarakat kulit hitam merupakan ras budak, kotor, dan hal-hal negatifnya, padahal banyak bidang-bidang yang dimana orang-orang kulit hitam adalah ras yang dominan dalam menguasai bidang tersebut seperti basketball, pelari tercepat di dunia yang dipegang oleh Usain Bolt, dan sebagainya.Â
Dari streotip, menghasilkan sifat diskriminasi, yang merupakan memperlakukan orang secara berbeda berdasarkan sikap prasangka dan stereotip.Â
Diskriminasi biasanya berbentuk dalam merendahkan seseorang atau hal yang terikat dengan orang tersebut, seperti wanita dibayar lebih rendah daripada lelaki walaupun memiliki pekerjaan yang sama, menolak untuk memperkerjakan seseorang karena etnis atau ras nya, dan menolak memperkerjakan seseorang karena penampilan fisiknya yang tidak menarik walaupun memiliki keahlian dan pengalaman yang tinggi dalam bidang yang dilamarnya.