Mohon tunggu...
Raihan AlFarhan
Raihan AlFarhan Mohon Tunggu... Wiraswasta - MAHASISWA

168 cm

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Radio Kemerdekaan

22 Juli 2020   18:51 Diperbarui: 22 Juli 2020   18:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang satu perahu membawa radio yang diseledupkan dengan mengeyuh dengan kecepatan santai dan yang perahu lainnya mengayuh dengan kecepatan yang tinggi, hal itu dilakukan agar militer belanda yang berpatroli di selat malaka mengira kalau perahu yang dikayuh dengan kecepatan tinggi itu mencurigakan dan pasti akan dikejar. 

Ternyata taktik tersebut sangat tepat, militer belanda yang sedang patrol mengejar perahu yang kayuhannya begitu cepat lalu menembak semuanya hingga menewaskan seluruh orang yang berada di perahu tersebut sedangkan yang kayuhannya santai itu dibebaskan. Permainan itu gunanya untuk membuat focus militer belanda terbagi dan mereka ternayata hilang kendali.

Sesampai mendarat di aceh tepat nya di kuala simpang radio tersebut dibawa ke bireun yang juga sempat menjadi ibu kota indonesia setelah yogyakarta dan bukittinggi walaupun tidak tercatat dalam buku sejarah. 

Di bireun radio tersebut di pertimbangkan agar bisa disiarkan dengan cepat dan luas, maka dibawa lah ke kota banda aceh dan dirakit di sana namun radio tersebut tidak sempat mengudara karena situasi yang tidak mendukung, maka dengan kesepakatan bersama radio di bawa ke bener meriah, gayo lues.

Sesampai disana diutuskan lah beberapa orang untuk mengabarkan kepada Negara luar dengan suara yang lantang. "INDONESIA MASIH ADA..INDONESIA MASIH ADA" begitulah kata-kata yang keluar dari mulut guru saya dan masyarakat sekitar tugu radio tersebut. Hal itu membuahkan hasil, tak menunggu beberapa lama mesir langsung menyatakan Indonesia merdeka secara defacto.

Radio ini terus berperan sampai saat pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintahan Belanda pada 27 Desember 1949 di Jakarta sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.

sebenarnya cerita ini masih sangat panjang, namun saya hanya dapat menceritakan sedikit  tentang radio ini karena ilmu yang masih sangat minim. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun