Dalam ilmu bimbingan dan konseling, tujuan terapeutik melibatkan beberapa aspek penting untuk mendukung kesejahteraan individu secara menyeluruh. Realisasi diri membantu individu mencapai potensi penuh mereka, sedangkan penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri fokus pada menghargai dan menghormati diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi mengarahkan individu untuk memahami nilai-nilai dan prinsip pribadi mereka serta bertindak sesuai dengan prinsip tersebut. Selain itu, kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim berfokus pada pengembangan hubungan yang mendalam dan berarti, sementara peningkatan fungsi dan kemampuan mencakup keterampilan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan mencapai tujuan realistis.
Ciri-ciri pribadi terapeutik yang penting bagi seorang profesional meliputi congruence (keselarasan), yaitu ketulusan dan konsistensi antara perasaan, pikiran, dan tindakan terapis; unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat), yaitu sikap menerima dan menghargai klien sepenuhnya tanpa penilaian; danempati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan klien dari sudut pandang mereka sendiri.
Untuk komunikasi terapeutik yang efektif, terapis harus memenuhi syarat-syarat seperti hadir dalam percakapan(memberikan perhatian penuh dan terlibat sepenuhnya), mendengarkan aktif (memahami makna dan perasaan di balik kata-kata klien), dan empati (merespons dengan pemahaman mendalam terhadap perasaan klien). Proses pembentukan komunikasi terapeutik melibatkan belajar menjadi pendengar aktif, memahami perasaan, dan merefleksi perasaan klien untuk membangun hubungan yang kuat dan mendukung, serta meningkatkan efektivitas proses bimbingan dan konseling.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI