Mohon tunggu...
Raihana Dwiyunanda
Raihana Dwiyunanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya hobi menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal "CULTURAL HERITAGE TOURISM" Lebih Dalam Bersama Mahasiswa Destinasi Pariwisata Universitas Airlangga di Seminar Nasional Pariwisata 2024

10 Oktober 2024   13:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   13:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cultural heritage tourism adalah bentuk pariwisata yang berfokus pada pengalaman dan pengenalan terhadap warisan budaya suatu daerah. Ini mencakup kunjungan ke situs-situs bersejarah, museum, festival tradisional, dan tempat-tempat yang memiliki nilai budaya yang signifikan. Tujuan utama dari cultural heritage tourism adalah untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi, praktik, dan artefak yang mencerminkan identitas suatu komunitas atau bangsa. 

Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan kepada wisatawan tentang sejarah dan kebudayaan lokal, tetapi juga mendukung ekonomi lokal melalui pengembangan usaha kecil, seperti kerajinan tangan dan kuliner tradisional. Namun, ada tantangan yang dihadapi, seperti risiko komersialisasi yang dapat mengurangi keaslian budaya, serta dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan dan partisipasi komunitas sangat penting untuk memastikan bahwa cultural heritage tourism memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat.

Dalam seminar nasional pariwisata yang bertemakan budaya, CHETOSE (Cultural Heritage Tourism Seminar) dilaksanakan oleh himpunan mahasiswa program studi destinasi pariwisata universitas airlangga ini menghadirkan para pembicara yang sangat berpengalaman dalam cultural heritage tourism ini. salah satunya adalah bapak suyatno sebagai pemangku adat kampung lawas maspati. Kampung Adat Wisata Lawas Maspati terletak di Surabaya dan merupakan salah satu destinasi menarik yang menawarkan pengalaman budaya yang kaya. Kampung ini dikenal sebagai representasi kehidupan masyarakat tradisional yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dan adat istiadat nenek moyang.

 Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai atraksi, seperti arsitektur rumah tradisional, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni, seperti tari dan musik daerah. Selain itu, kampung ini juga menyajikan kuliner lokal yang autentik, memberikan pengalaman gastronomi yang khas. Dengan suasana yang kental akan nilai-nilai budaya, Kampung Lawas Maspati menjadi tempat yang ideal untuk belajar tentang sejarah dan tradisi masyarakat Surabaya. Upaya pelestarian budaya ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas lokal melalui peningkatan ekonomi dan kesadaran budaya. Dengan demikian, Kampung Adat Wisata Lawas Maspati memainkan peran penting dalam mempromosikan warisan budaya Indonesia di tengah modernisasi yang terus berlangsung.

Seminar Nasional Pariwisata yang bertemakan budaya telah berhasil menyatukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pemerintah, dalam upaya memperkuat pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dalam industri pariwisata. Diskusi yang berlangsung selama seminar menyoroti peran budaya sebagai daya tarik utama dalam menarik wisatawan, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan budaya di tengah arus globalisasi. Selain itu, seminar ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan. Dengan berbagai rekomendasi yang dihasilkan, seperti peningkatan pelatihan bagi masyarakat lokal dan promosi destinasi budaya yang lebih efektif, diharapkan seminar ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menghormati dan melestarikan warisan budaya yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun