Dari ketiga faktor di atas, maka sebagai momentum penting dalam mengoptimalkan budaya baca perlu adanya kegiatan sinergis terutama peranan perpustakaan dalam mendukung pendidikan masyarakat, khususnya budaya membaca. Prasyarat pertama bagi tumbuhnya budaya baca adalah adanya apresiasi terhadap orang yang membaca, bukan dianggap sebagai perilaku yang gagah-gagahan seperti anggapan selama ini.Â
Oleh sebab itu, perlu ditumbuhkan iklim yang memungkinkan dan menantang orang untuk membaca. Untuk menumbuhkan budaya baca, perlu ada gerakan nasional budaya baca, seperti dilontarkan oleh Mendiknas Bambang Sudibyo, pada saat memperingati Hardiknas dan Bulan Baca Nasional di Jakarta pada bulan Mei 2006.Â
Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih mendorong dan mempercepat semakin tumbuhnya minat baca pada semua lapisan masyarakat Indonesia melalui pendekatan lebih sistematis. Gerakan ini juga bertujuan untuk lebih mendiversifikasikan bahan bacaan yang tersedia dalam masyarakat.Â
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah mendorong minat dan kegemaran membaca masyarakat ke arah bacaan yang lebih berguna dalam kehidupan, tanpa bermaksud mengendalikan pilihan masyarakat.Â
Bersamaan dengan itu perlu diusahakan keterjangkauan bahan bacaan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga kendala aksesibilitas bahan bacaan dan kesesuaian dengan tingkat serta alam pikiran masyarakat dapat dikurangi seminimum mungkin. Populasi yang menjadi sasaran gerakan ini adalah seluruh masyarakat, terutama lapisanan masyarakat yang gemar membaca dan akses terhadap sumber bacaan.Â
Seperti keluarga yang kurang mampu, masyarakat desa, masyarakat umum di perkotaan, kalangan pemuda dan peserta didik di sekolah. Usaha ini bersamaan dengan pemberantasan buta aksara yang masih mencapai 18,4 juta jiwa. Dengan demikian, akan tercipta masyarakat yang membaca dan membaca merupakan acak hidup semua orang (reading for all).Â
Agar tujuan gerakan ini tercapai, diperlukan identifikasi secara lebih spesifik terhadap kebutuhan setiap strata sosial dalam masyarakat terhadap jenis dan ragam bacaan. Sejalan dengan itu, perlu dikembangkan motto yang dikampanyekan secara luas kepada seluruh lapisan masyarakat, misalnya: "Tiada Hari Tanpa Membaca", "Sudahkah Anda Membaca?", dan lain-lain. Untuk lebih mendifusikan gerakan ini, Kiranya perlu ditetapkan "Hari Baca Nasional" untuk mengingatkan orang akan pentingnya membacaÂ
- DAFTAR PUSTAKA
Amaluddin, Laode. "Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah". 2005. Adiningsih, Neni Utami. "Bekam dan Harganas". http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/062006/29/0901.html Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1991. Baderi, Athaillah. "Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional". Pidato Pengukuhan Pustakawan Utama PNRI. Fadjar, A. Malik. "Renungan Hardiknas". 2004. http://www.sulsel.diknas.go.id/dati 1/contain.php?Main=artikel&id=67. Hadikusumo, M. Afnan. "Memotivasi Masyarakat ke Perpustakaan" http://www.dprddiiy.go.id/index.cfm?x=artikel-detil&id-berita=22112005220330 Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003 "Kinerja Perpustakaan dan Budaya Minat Baca Masyarakat Indonesia". Laporan Kegiatan Temu Karya Nasional Tahun 2000 http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200005/laporan3.htm Kompas. "Minat Baca Semakin Jauh dari Membudaya". http://www.kompas.com/kompascetak/0606/20/humaniora/2742078.htm Merati, G. Widiadnyana. "Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi". http://www.geogle.co.id/search?q=kinerja+perpustakaan&hl=id&1r=&start=10&sa=N "Menggalakkan Budaya Membaca dan Rasa Ingin Tahu Dari Dalam Diri". http://www.unair.ac.id/detail-gubes.php?nip=130517193 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H