Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti melihat fenomena kebahasaan yang terjadi yaitu penggunaan makian pada media sosial. Media sosial yang awal mulanya digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dalam dunia maya, kini banyak bergeser. Salah satunya digunakan untuk mencibir orang lain atau mengungkapkan kekesalan dengan mengunakan kata yang dikategorikan sebagai makian.Â
Dalam era teknologi dan komunikasi dewasa ini, penggunaan makian tampaknya semakin mewarnai aktivitas berbahasa manusia, penggunaan makian yang identik dengan bahasa lisan, kini bergeser kepada ragam bahasa tulis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kajian sosiolinguistik untuk mendekati fenomena makian ini.Â
Peneliti berupaya mengaitkan antara pemilihan ragam dan variasi pemilihan bentuk makian dengan tingkat sosial masyarakat tersebut. Tingkat sosial masyarakat tersebut dikategorikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.Â
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, artinya dalam penelitian ini peneliti berupaya memaparkan data pengunaan makian pada media sosial dengan cara teknik simak, sedangkan untuk memperoleh data tingkat sosial pengguna media sosial, peneliti menggunakan teknik simak dan wawancara. Berdasarkan proses analisis data, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat karakteristik yang sama terhadap penggunaan variasi dan ragam makian bila dilihat dari tingkat sosial masyarakat tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H