Mohon tunggu...
Raihan Favian Azhar
Raihan Favian Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Antropologi Universitas Airlangga

Nama saya adalah Raihan Favian Azhar, saya lahir di Jakarta, 14 September 2001 dan saya memiliki hobi jalan-jalan, menonton film, bermain game dan gemar belajar sejarah dan saya juga memiliki hobi mengoleksi benda-benda miniatur seperti mobil-mobilan yang sifatnya untuk koleksi dan nostalgia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Antropolog Muslim dalam Menggambarkan Citra dan Intelektualitas Muslim yang Sesuai Perkembangan Zaman pada Era Digital

31 Mei 2023   22:15 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia, Dunia sebagai tempat tinggal manusia dan seisinya dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan sebagai salah satu cara untuk memperbaharui diri, perkembangan zaman memaksa manusia untuk terus beradaptasi dengan perubahan, tak terkecuali umat Muslim. Umat Muslim di berbagai negara terus mengalami peningkatan yang membuat perkembangan zaman harus segera disikapi sesegera mungkin oleh umat Muslim, apakah diperbolehkan mengadopsi atau memakai teknologi di era modern atau tidak, bagaimana menyikapi kecanggihan teknologi yang berpotensi memecah belah umat, menimbulkan fitnah dan lain-lain. Umat Muslim tentunya memiliki peran yang sangat krusial dalam menggambarkan citra diri dan intelektualitas Muslim di era digital ini, pertama adalah nama baik Islam yang bisa dibilang tercoreng semenjak peristiwa runtuhnya gedung World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 membuat nama Islam sarat akan hal-hal yang berbau terorisme, ekstrim dan membuat banyak umat Muslim di berbagai negara barat mengalami cacian, perundungan karena dianggap menjadi bagian dari orang-orang yang "mengatasnamakan Islam" padahal sebenarnya tidak.

Era digital bisa menjadi platform bagi umat Muslim untuk berkontribusi terhadap citra dan intelektualitas umat Muslim yang relevan dengan perkembangan zaman, platform media sosial dan teknologi informasi dapat menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk membangun citra diri dan menggambarkan bagaimana intelektualitas umat Muslim di era digital ini, selain platform media sosial faktor pendidikan dan pengetahuan juga bisa menjadi salah satu jalan dalam membangun citra Muslim yang baik, produksi konten-konten positif, pengembangan keterampilan atau skill digital, berkolaborasi dan berdialog dengan berbagai kelompok dari komunitas agar dapat memperlihatkan nilai-nilai Islam yang positif dan etika yang sekiranya sesuai dengan perkembangan zaman. Saat ini, dunia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan munculnya teknologi siber dan teknologi otomatisasi (Suwardana, 2018) dan dikutip oleh Wafa Ridwanulloh (2023). Perkembangan teknologi yang begitu canggih seperti yang sudah ditulis diatas membuat manusia mau tidak mau harus beradaptasi karena berubahnya semua aspek kehidupan manusia yang tadinya manual beralih ke digital (Wafa Ridwanulloh, 2023).

Di era digital ini, masyarakat umum tentunya paham bahwa perubahan merupakan bagian dari kondisi yang tidak bisa terhindarkan, kebiasaan-kebiasaan lama manusia yang dulunya masih menggunakan tenaga manual beralih menggunakan mesin juga berdampak pada pola kebudayaan dan perilku masyarakat di berbagai aspek (Ma'arif, 2019) dan dikutip oleh Wafa Ridwanulloh (2023). Indikator sukses seseorang juga berubah, jika dahulu seseorang bisa dikatakan sebagai orang yang sukses jika memiliki tanah dimana-dimana, sekarang dengan pintar memanfaatkan peluang di internet dapat menjadi ladang bisnis yang disebut dengan startup yang menjadi cikal bakal lahirnya Gojek, Shopee, Traveloka yang merupakan produk dari orang-orang yang bisa membaca peluang di era digital (Wafa Ridwanulloh, 2023). Di era digital juga lah seseorang selama memiliki gawai baik dia memiliki otoritas keilmuan ataupun tidak selama memiliki akses ke media digital mereka dapat mengemukakan sesuatu meskipun bukan dalam kapasitas keilmuan yang dimiliki (Wafa Ridwanulloh, 2023). Tentu hal ini berpotensi menjadi perantara penyebaran berta-berita bohong dan menimbulkan fitnah karena bukan datang dari ahlinya, lalu bagaimana umat Muslim menanggapi kemajuan perkembangan zaman tersebut dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bisa menggambarkan citra diri dan intelektualitas Muslim yang baik dan Akhlaqul Karimah.

Salah satu cara seorang Muslim dapat menyebarkan citra diri dan intelektualitas Muslim adalah melalui kitab suci Al-Quran, Al-Quran adalah kitab yang berisi perintah-perintah dari Allah SWT dan berisi aneka ilmu ke-Islaman, karena kitab suci itu mendorong untuk melakukan pengamatan dan penelitian. Kitab suci Al-Quran juga dipercaya oleh umat Islam sebagai kitab petunjuk yang hendaknya dipahami (Setiawan Adi & Bashori, 2021). Di dalam Al-Quran juga terdapat nilai-nilai yang harus ditiru oleh umat Muslim, dan nilai-nilai ini sangat relevan dengan penggambaran Muslim yang baik dan berakhlaqul karimah, Al-Quran juga menjadi pedoman bagi semua umat Muslim. Secara garis besar al-Qur'an memberikan petunjuk kepada seluruh umat dalam persoalan akidah, syariat, dan akhlak dengan jalan meletakan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan tersebut. Persoalan akidah merupakan aspek yang mengatur tata kepercayaan dalam Islam, adapun syariat peraturan atau hukum-hukum yang diperintahkan oleh Allah melalui Rasul-Nya baik yang berhubungan dengan keyakinan maupun muamalah, sedangkan ahlak merupakan aspek yang mengatur tata perilaku manusia baik sesama manusia maupun dengan Tuhannya (Setiawan Adi & Bashori, 2021).

Kreativitas juga berperan penting dalam menggambarkan bagaimana citra diri kepribadian umat Muslim yang sesungguhnya, Konsep tentang kreativitas didalam agama Islam juga telah dibahas dan harus dipelajari seorang muslim. Peran antropolog Muslim dalam menghadapi kemudahan informasi di era digital dan implementasinya di era digital saat ini bisa dilihat dari kemudahan akses informasi yang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Peningkatan teknologi dan konektivitas telah membawa dampak yang signifikan terhadap masyarakat, termasuk masyarakat Muslim. Dalam konteks ini, peran antropolog Muslim menjadi sangat penting dalam memahami dinamika sosial, budaya, dan agama yang terlibat dalam penggunaan teknologi informasi, serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat Muslim. Antropolog Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyikapi dan menganalisis kemudahan informasi di era digital dengan pendekatan yang holistik dan kontekstual. Mereka dapat mempelajari bagaimana teknologi informasi memengaruhi cara komunikasi dan interaksi antarindividu dalam masyarakat Muslim. Selain itu, Antropolog Muslim dapat melihat implikasi sosial, budaya, dan agama dari penggunaan teknologi informasi dalam masyarakat tersebut. Salah satu implementasi penting dari peran Antropolog Muslim adalah mengungkap dan memahami bagaimana akses informasi yang mudah mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan praktik keagamaan dalam masyarakat Muslim.

Dengan menganalisis dampak teknologi informasi terhadap tafsir agama, praktik ibadah, dan relasi sosial dalam komunitas Muslim, Antropolog Muslim dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan yang terjadi. Selain itu, Antropolog Muslim juga dapat membantu masyarakat Muslim dalam memanfaatkan teknologi informasi secara positif. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa umat Muslim dan antropolog Muslim dapat berperan dalam mengidentifikasi dan memahami isu-isu etika yang muncul dalam penggunaan teknologi informasi di masyarakat Muslim. Mereka dapat membantu dalam merumuskan kerangka kerja yang mempertimbangkan nilai-nilai agama, budaya, dan sosial dalam menghadapi isu seperti privasi, keamanan data, dan dampak sosial media sosial. Kemudian dari sini umat Muslim dapat memilah mana yang baik dan mana yang sekiranya dapat dihindari, sudah tugas kia sebagai umat Muslim dan umat Nabi Muhammad SAW untuk memperlihatkan bahwa citra diri umat Muslim merupakan citra yang baik, berintelektual dan berkepribadian akhlaqul karimah, Antropolog Muslim juga memiliki peran yang penting dalam menyikapi kemudahan informasi di era digital dan mengimplementasikannya dalam masyarakat Muslim. Mereka membawa pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial, budaya, dan agama dalam menghadapi perubahan yang ditimbulkan oleh teknologi informasi. Dengan pemahaman ini, Antropolog Muslim dapat membantu umat Muslim dalam memahami dan mengelola penggunaan teknologi informasi secara bijak, serta mempromosikan nilai-nilai agama dan sosial yang positif dalam dunia digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun