Judul: Filosofi Teras
Penulis: Henry Manampiring
Penerbit: Penerbit Buku Kompas (cetakan ke-46, Agustus 2022)
Halaman: xxiv + 320
Harga: Rp. 98.000
ukuran: 14 cm x 21 cm
Peresensi: Raihan Islami Rasya
Filosofi teras ini mengenalkan sebuah ajaran filsuf yang dikenal dengan nama stoicism, Salah satu cabang filsafat kuno yang menurut buku ini masih relevan sampai sekarang. Ajaran ini pertama kali didirikan di Athena oleh zeno sekitar awal abad ke-3 sebelum Masehi. Zeno adalah seorang pedagang kaya, tetapi sayang dia harus kehilangan segalanya ketika kapal yang membawa barang dagangannya karam. Dia mampir ke toko buku, membaca buku di sana, lalu tertarik dengan ajaran Socrates. Rasa minatnya membawanya langsung datang kepada para filsuf ternama di Athena dan belajar kepada mereka.
Si penulis ingin menyampaikan hal jika ingin hidup dengan baik maka harus hidup selaras dengan Alam, artinya kita harus hidup dengan sebaik-baiknya menggunakan nalar, akal sehat, dan rasio karena itulah yang membedakan kita dengan binatang. Seharusnya kita berfokus pada hal-hal yang ada dalam kendali kita, jangan berfokus pada hal yang di luar kendali kendali kita. Seperti, kondisi fisik, pendapat orang lain, dan masa lalu. Kita tidak bisa mengontrol tindakan orang lain atau mengubah kondisi fisik kita. Semua itu sia-sia. Namun, kita masih bisa mengontrol sikap dan tindakan kita terhadap apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.
Buku Filosofi Teras memang sangat dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya Sebagai remaja di era sekarang untuk memiliki mental tangguh dalam kehidupan modern sekarang ini. Setidaknya itu yang saya lihat dari tujuan Manampiring menulis Filosofi Teras. Dia mengenalkan stoisisme lebih lanjut untuk kemudian mempraktikannya. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Om Henry Manampiring.
Di setiap akhir bab buku diberikan intisari. Hal itu merupakan salah satu hal yang membuat saya menyukai Filosofi Teras. Mengingat saya orang yang cepat lupa, ini sangat membantu saya untuk menyegarkan kembali ingatan dari satu bab yang baru selesai dibaca beberapa menit yang lalu. Selain itu Filosofi Teras berisi wawancara yang ada dengan psikiater, aktivis, dan psikolog semakin membuat konsep stoisisme dekat dengan kehidupan. dan juga sampul buku yang simpel namun menarik. yang memvisualisasikan beberapa orang lagi berdiskusi sambil ngopi dengan sang filsuf ternama, menunjukkan bahwa Filosofi Teras memang membahas filsafat namun tidak berat dan membosankan, dan terakhir, yaitu berbagai referensi yang diberikan di akhir buku jika ingin tertarik mempelajari stoisisme lebih lanjut.
Bahasanya sangat ringan dan mudah dicerna, yang bisa langsung mengena di saya. Tetapi, sebaiknya jangan langsung ditelan mentah-mentah, ada beberapa hal yang bisa jadi kurang cocok untuk individu tertentu. Saya juga masih berjuang untuk mempraktikkan ajaran Filosofi Teras yang ternyata cukup membantu saya bagaimana harus merespon atas semua peristiwa terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI