Mohon tunggu...
Raihan Arridzan
Raihan Arridzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Krisis Air: Persaingan Blue Gold di Kawasan Timur Tengah dan Afrika

12 Januari 2025   22:36 Diperbarui: 12 Januari 2025   22:36 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Kelompok 5 dari mata perkuliahan Dinamika Kawasan Timur Tengah dan Afrika-kelas E mewawancarai bersama Hizra Marisa. Foto: Raihan Arridzan.

Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia, lebih utama dari sehingga sebagai sumber kehidupan. Air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat digantikan oleh minyak dan gas. Semakin meningkat populasi manusia, air bersih menjadi komoditas yang langka. Semakin langka menjadi sumber konflik antar negara, namun dapat menjadi resolusi konflik jika adanya kerja sama yang kooperatif. Terutama di kawasan Timur Tengah yang sebagian iklim gurun, artinya sulitnya akses air, pernyataan ini dikutip dari artikel berjudul "Water Conflicts in the Middle East and Africa: The Study on Efforts to Find Based Solutions Regional Cooperation Framework" oleh Dr. Ryantori, M. Si.

Untuk memperdalam pembahasan artikel Dr. Ryantori, M. Si., tim Mahasiswa asal Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), mewawancarai seorang ahli, pernyataan berikut berdasarkan pendapat yang diungkap oleh Hizra Marisa, M.Si, S.IP., beliau merupakan dosen ahli Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina. 

Dalam kawasan Timur Tengah, kawasan tersebut bukan hanya mengatasi masalah politik dan teritorial, namun permasalah pemanfaatan sungai yang melalui sebagian negara, contohnya Turki mengeksploitasi sungai Efrat. Menurut Hizra, argumen utama terjadi penguasaan sungai Efrat karena strategic political reason yakni, Sungai Efrat merupakan sumber air yang strategis yang dapat dibangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), irigasi, dan bendungan sebagai kebutuhan domestik negara, namun pemanfaatan sungai dapat terlalu berlebihan, mengingat Turki merupakan hulu dari sungai Efrat. 

Selain itu, menurut Hizra manfaat sungai Efrat dari pandangan Turki yakni dapat meningkat perekonomian bagi sektor pertanian dan pariwisata, hal ini disebabkan karena rendahnya penegakan hukum di kawasan Timur Tengah. Sungai Efrat juga dapat dimanfaatkan untuk kekuatan politik yakni mengontrol daya air dan memberikan pressure pada negara hilir seperti Irak dan Suriah. Terakhir untuk kepentingan keamanan nasional Turki. 

Implikasi suatu negara memonopoli sumber daya perairan, walaupun kawasan tersebut menyetujui untuk membagi sumber daya, sangatlah nyata di kawasan Timur Tengah dengan konflik pertentangan identitas, terutama pada konflik Arab-Israel. Menurut Hizra, negara Israel menguasai wilayah dan sumber daya semenjak genosida negara Palestina, bahkan sesampai membentuk proyek besar dengan membangun bendungan dan desalinasi pada wilayah yang sudah dikepung.

Air di timur tengah itu salah satu hal yang paling sulit, karena di kawasan timur tengah dan afrika memiliki tanah yang tandus dan gersang. Menurut ibu Hizra seharusnya negara di timur tengah yang terkena kasus konflik air seharusnya kompak terutama untuk kawasan yang terjadi konflik air, karena konflik air bukan masalah yang sepele karena air itu salah satu sumber kebutuhan untuk semua makhluk hidup. Selain itu karena perbedaan geopolitik dan mereka memiliki egosentris yang besar yang menyebabkan konflik air terjadi. Kawasan Timur Tengah meminta bantuan dari aktor non negara atau aktor internasional seperti PBB tapi selalu terjadi jalan buntu, dan akhirnya mereka menerapkan kembali ke hukum pertama siapa yang mempunyai air dia lah yang berkuasa. 

Sistem ini tidak hanya merujuk ke pertikaian politik, tetapi juga masalah humaniter. Esensi air sangat fundamental terhadap kelangsungan hidup manusia, sangat berbeda dari hasil pertambangan yang hanya digunakan kepada pihak tertentu dan sifatnya tidak terlalu dibutuhkan. Dengan merampas hak tersebut, Ibu Hizra mengatakan bahwa ekonomi air hanya layak dikatakan "eksterminasi lambat", karena secara perlahan sistem biologis di manusia akan menurun, banyak korban berjatuhan akibat keegoisan aktor negara. Lagipula air menurut ibu Hizra sumbernya berasal dari Tuhan, siklus air tidak dapat di rekreasi dengan tangan manusia, maka ada batasan apabila sumber daya alam tersebut habis untuk dijadikan jual-beli.

Hubungan kerjasama yang dimiliki antara Timur Tengah dan Afrika memiliki dinamika yang unik. Dapat dilihat dari bagaimana kedua pihak tersebut menyikapi isu air yang hingga sekarang menjadi permasalahan. Namun, hubungan antara Uni Afrika dan Timur Tengah mengalami ketegangan akibat konflik peperangan yang tengah terjadi di Timur Tengah, yang tidak hanya memecah belah negara yang ada di dalam kawasannya, namun juga dengan negara lain dan salah satunya adalah Afrika.

Sifat yang dimiliki Timur Tengah lebih menjorok ke egosentris, sedangkan Afrika ke solid, sebab pihak Afrika telah memiliki kesadaran tersendiri akan gentingnya situasi tersebut. Afrika memiliki kekurangan dalam Sumber Daya Alamnya, namun dengan kesadaran bersama antar penduduknya, yang membuat hubungan kerjasama dengan Timur Tengah tidak berjalan dengan baik karena kedua pihak memiliki perbedaan dinamika dan memiliki untuk mencari solusi masing-masing.

Terdapat unsur opresi politik dalam masalah ini yang mempengaruhi perekonomian. Negara hilir di Afrika memiliki hutang untuk membangun teknologi penyulingan air serta desalinasi, salah satu pihak yang meminjamkan uang adalah Arab. Maka dari itu terdapat kerenggangan hebat dalam dinamika yang dimiliki dua kawasan tersebut karena ada ketimpangan ekonomi. Namun meskipun Afrika segan karena hutang tersebut, Afrika memiliki kesatuan hebat dengan seluruh negara yang ada di dalam kawasannya, tidak seperti Timur Tengah. Menurut ibu Hizra, Arab memiliki hubungan kerjasama dengan Jepang mengenai permasalahan air tersebut namun tidak membagi informasi dan teknologi ke sesama anggotanya, maka dari itu Timur Tengah disebut egosentris. Dengan relasi yang tidak begitu ideal menyebabkan persaingan Sumber Daya Alam mengetat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun