Anak usia dini bukan hanya memerlukan perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik, moral, atau agama namun juga memerlukan sebuah potensi berupa kreativitas. Akan tetapi, mereka memiliki potensi kreatif yang berbeda-beda.
Kreativitas merupakan suatu kemampuan dalam diri individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas pada anak juga berkaitan dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan. Pengambilan keputusan sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses dalam menentukan pilihan-pilihan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Melalui pengambilan keputusan inilah anak dapat melakukan pertimbangan pemecahan masalah terhadap kreativitasnya. Sedangkan pemecahan masalah adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh individu dalam mencari jalan keluar dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi.
Contoh seperti ketika anak sedang bermain puzzle. Secara tidak langsung mereka dilatih untuk mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan kreatif. Dalam hal pengambilan keputusan, anak akan dilatih untuk sabar dalam menyusun puzzle tanpa bantuan dari orang lain sehingga anak dapat mengambil keputusan secara mandiri.
Kemudian, dalam hal pemecahan masalah anak dilatih untuk dapat menyusun kepingan-kepingan puzzle agar menjadi bentuk yang utuh sesuai dengan bentuk yang disukainya dan ide yang diciptakannya serta anak akan mencari solusi untuk dapat memecahkan masalah tersebut dengan cara mencari strategi agar dapat menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut dengan cepat dan tepat. Dalam proses pemecahan masalah ini, secara tidak langsung anak juga akan mengalami proses pengambilan keputusan dan berfikir kreatif.
Sedangkan dalam hal kreatif, anak akan terpicu daya kreativitasnya sehingga ketika bermain puzzle ia ingin menyelesaikannya dan menciptakan sebuah bentuk yang unik sesuai dengan ide dan kreativitasnya sendiri.
Setelah mengetahui konsep dari kreativitas yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, perlu juga untuk mengetahui mengenai proses kreatif. Proses kreatif ini digunakan untuk menjelaskan apa yang terjadi ketika individu menciptakan sesuatu.
Terdapat empat tahapan dalam proses kreatif, antara lain:
1. Persiapan. Pada tahap ini, anak memerlukan sebuah informasi guna untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara belajar berpikir, mencari-cari jawaban, bertanya, dan lain sebagainya.
2. Inkubasi. Pada tahap ini, akan timbul proses inspirasi sehingga anak akan menemukan penemuan atau ide-ide yang baru.
3. Iluminasi.Pada tahap ini, muncul ide-ide baru sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut.
4. Verifikasi. Pada tahap ini, ide yang sudah ditemukan oleh anak akan dilakukan uji.
Untuk mengembangkan sebuah kreativitas dalam diri anak harus diperhatikan beberapa aspek berikut seperti, aspek akal, aspek fisik, dan aspek perasaan anak. Dengan demikian, aspek-aspek tersebut perlu diberikan sebuah stimulus yang tepat dan sesuai, dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata kepada anak ketika ia berada di dalam rumah maupun diluar rumah.
Contoh seperti pengalaman belajar dalam kegiatan bermain dengan menggunakan alat-alat permainan. Melalui kegiatan bermain ini, kreativitas anak akan terstimulus dengan baik ketika mereka melakukan aktivitas gerak tubuh sehingga secara tidak sadar mereka akan menciptakan sebuah inovasi tersendiri dan menumbuhkan emosi yang baik pula dalam diri mereka. Selain itu, melalui kegiatan bermain ini dapat membangun kreativitas dalam diri anak seperti berfikir imajinatif dan berkhayal.
Selain kegiatan bermain, adapun kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan kreativitas pada anak antara lain yakni mendongeng, menggambar, mewarnai, bermain peran, membuat playdough, dan permainan-permainan lainnya yang dapat menumbuh kembangkan kreativitas pada anak. Kreativitas inilah yang dapat memberikan sebuah kesenangan dan kepuasan tersendiri bagi anak.
Bentuk pengembangan kreativitas pada anak tidak hanya ditunjang dari kemampuan anak dalam menciptakan sesuatu yang baru saja, akan tetapi juga ditunjang dari strategi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik harus tepat.
Dengan demikian, seorang pendidik dituntut agar memiliki kreativitas yang tinggi dalam menciptakan sebuah inovasi-inovasi baru sehingga dapat menunjang pembelajaran dan membantu anak untuk meningkatkan aspek perkembangannya terutama pada aspek perkembangan seni kreativitas ini.
Apabila guru kreatif dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, maka anak tidak akan merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab pada masa inilah, anak masih bersifat unik, aktif, memiliki rasa ingin tahu yang besar, eksploratif, dan senang dalam berimajinasi/berfantasi.
Selain pendidik, orang tua juga berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak ketika mereka dirumah. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan kreativitas pada anak:
1. Orang tua harus memberikan pujian atau reward kepada anak apabila mereka menunjukkan penemuannya sehingga mereka akan lebih bersemangat dan akan mencari penemuan-penemuan lainnya yang bersifat kreatif
2. Orang tua harus memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang ia inginkan
3. Melatih anak agar berpikir kreatif
4. Ketika anak sedang asyik dalam melakukan sesuatu maka orang tua tidak boleh mengusyik atau mengganggunya
5. Memberikan motivasi agar anak merasa lebih percaya diri terhadap ide yang diciptakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H