Rangkaian pertemuan diatas yang diperkirakan mencapai 150 pertemuan di gelar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam, Bintan, Medan, Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang dan lainnya.
Pertemuan-pertemuan tersebut menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Seluruh rangkaian pertemuan baik dalam jalur Finance Track maupun jalur Sherpa Track akan membuka jalan menuju KTT (Summit). KTT G20 ke-17 akan berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali. KTT akan menjadi puncak dari proses G20 dan kerja intensif yang dilakukan dalam Pertemuan Tingkat Menteri, Working Groups, dan Engagement Groups sepanjang tahun.
Â
5. Pulih Bersama
Pandemi Covid-19 belum usai, berbagai risiko global banyak bermunculan. Konflik Rusia dan Ukraina, melonjaknya harga komoditas, ancaman inflasi, pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat dan berbagai negara di Dunia hingga kekhawatiran resesi.
Di tengah tekanan ekonomi global, kondisi perekonomian Indonesia semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2022 terhadap kuartal pertama tahun 2021 bertumbuh sebesar 5,01 persen (year on year).
Tangguhnya ekonomi Indonesia juga tercermin dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. NPI secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus yang cukup tinggi mencapai USD 13,5 miliar dolar. Kondisi ini jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar USD 2,6 miliar dolar, dikutip dari departemen komunikasi Bank Indonesia.
Pada bulan April 2022, neraca perdagangan kembali mencatat surplus, yakni USD 7,6 miliar. Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD 4,5 miliar dan merupakan yang tertinggi dalam sejarah.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar USD 135,7 miliar dolar. Kondisi ini setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Indonesia dapat meningkatkan ketahanan ekonominya dengan memperbaiki sistem kesehatan, pangan, dan pariwisata domestik. "Di tengah krisis dunia akibat pandemi, peperangan, dan faktor lainnya, dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga kondisi perekonomian tetap stabil" menurut Miranda S Goeltom, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Lemhanas RI, dikutip dari economy.okezone.com.