Dalam tulisan ini, saya akan menuliskan perjuangan tim para Atletik Indonesia dalam mengikuti Paralympic Games Tokyo yang diselenggarakan di Olympik Stadium, Tokyo, Jepang dari tanggal 27 Agustus s/d 5 September 2021 yang baru lalu.Â
Dalam gelaran kegiatan multievent antar kaum disabilitas paling bergengsi ini, Indonesia berhasil menempatkan tujuh orang atlet terbaiknya yang masuk dalam daftar peserta. Tujuh atlet para atletik terbaik Indonesia tersebut terdiri dari tiga putra dan empat putri.
Di kelompok putra, yang lolos adalah Saptoyoga Purnomo yang tampil untuk nomor lari 100 m-T37, 200 m-T37 dan 4 x 100 m Universal Relay. Jaenal Aripin yang tampil untuk nomor lari 100 m-T54, 400 m-T54 dan 4 x 100 m Universal Relay. Setiyo Budihartanto yang tampil untuk nomor lompat jauh-T47.
Sedangkan untuk kelompok putri, yang lolos adalah Karisma Evi Tiarani yang tampil untuk nomor lari 100 m-T63, dan 4 x 100 m Universal Relay. Putri Aulia yang tampil untuk nomor lari 100 m-T13, dan 4 x 100 m Universal Relay. Elvin Elhudia Sesa yang tampil untuk nomor lari 400 m-T20. Famini yang tampil untuk nomor lempar cakram.
1. Perjuangan Saptoyoga Purnomo
Saptoyoga Purnomo mengawali kiprahnya di hari pertama cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 27 Agustus 2021 pukul 11.56 waktu setempat.Â
Saptayoga tampil di putaran pertama heat pertama nomor lari 100 m-T37 bersaing dengan Andrei Vdovin dari RPC (Rusia), Christian Gabriel Luiz da Costa dari Brasil, Vladyslav Zahrebelnyi dari Ukraina, Mateus Evangelista Cardoso dari Brasil, dan Brian Lionel Impelizzeri dari Argentina.Â
Saptayoga sukses berada di peringkat pertama dengan catatan waktu 11.33 detik dan berhasil lolos ke final.
Putaran final dilaksanakan pada hari yang sama pukul 19.25 waktu setempat. Saptayoga tampil di putaran final bersaing dengan Nick Mayhugh dari Amerika Serikat, Andrei Vdovin dari RPC (Rusia), Chermen Kobesov dari RPC (Rusia), Ricardo Gomes de Mendonca dari Brasil, Ali Alnakhli dari Saudi Arabia, Christian Gabriel Luiz da Costa dari Brasil, dan Chart du Toit dari Afrika Selatan.Â
Saptayoga secara spektakuler berada di peringkat tiga dengan catatan waktu 11,31 detik dan memastikan meraih medali perunggu untuk kontingen paralimpiade Indonesia.
Berikutnya nomor lari 200 m-T37, Saptayoga tampil tanggal 3 September 2021 pukul 20.12 waktu setempat. Saptayoga tampil di putaran pertama heat pertama bersaing dengan Nick Mayhugh dari Amerika Serikat, Chermen Kobesov dari RPC (Rusia), Chart du Toit dari Afrika Selatan, Yaroslav Okapinskyi dari Ukraina, dan Vitor Antonio de Jesus dari Brasil.Â
Saptayoga kembali sukses, kali ini berada di peringkat ketiga dengan catatan waktu 23.41 detik dan berhasil lolos ke final.
Putaran final untuk nomor lari 200 m-T37 dilaksanakan keesokan harinya (4/9/2021) pukul 10.27 waktu setempat. Saptayoga tampil di putaran final bersaing dengan Nick Mayhugh dari Amerika Serikat, Andrei Vdovin dari RPC (Rusia), Chermen Kobesov dari RPC (Rusia), Ricardo Gomes de Mendonca dari Brasil, Ali Alnakhli dari Saudi Arabia, Christian Gabriel Luiz da Costa dari Brasil, dan Michal Kotkowski dari Polandia.Â
Di final Saptayoga harus puas berada di peringkat enam dengan catatan waktu 23.27 detik dan gagal meraih medali.
Untuk nomor universal relay bersama dengan Jaenal Aripin, Karisma Evi Tiarani dan Putri Aulia, Saptayoga tampil tanggal 3 September 2021 pukul 12.36 waktu setempat.Â
Saptayoga dkk tampil di putaran pertama heat ketiga bersaing dengan tim Jerman, RPC (Rusia), dan Kanada. Saptayoga dkk, harus puas berada di peringkat keempat dengan catatan waktu 50.55 detik dan gagal lolos ke final.
Â
2. Perjuangan Jaenal AripinÂ
Jaenal Aripin mengawali kiprahnya di hari ketiga cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 29 Agustus 2021 pukul 11.51 waktu setempat.Â
Jaenal Aripin tampil di putaran pertama heat kedua nomor lari 400 m-T54 bersaing dengan Putharet Khongrak dari Thailand, Richard Chiassaro dari Inggris, Julien Casoli dari Prancis, Juan Pablo Cervantes Garcia dari Mexico, dan Yang Liu dari China.Â
Jaenal Aripin di diskualifikasi karena mencuri start dan gagal ke final.
Berikutnya nomor lari 100 m-T54, Jaenal tampil tanggal 1 September 2021 pukul 11.43 waktu setempat. Jaenal tampil di putaran pertama heat pertama bersaing dengan Athiwat Paeng-Nuea dari Thailand, Vun Van dari Kamboja, Yang Liu dari China, Luke Bailey dari Australia dan Esa-Pekka Mattila dari Finlandia. Jaenal kembali gagal, kali ini berada di peringkat keempat dengan catatan waktu 14.53 detik.
Untuk nomor universal relay tampil bersama dengan Saptayoga Purnomo, Karisma Evi Tiarani dan Putri Aulia, gagal lolos ke final.
3. Perjuangan Setiyo Budihartanto
Setiyo Budihartanto mengawali kiprahnya di hari kelima cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 31 Agustus 2021 pukul 09.30 waktu setempat.Â
Setiyo tampil di putaran final nomor lompat jauh-T45 bersaing dengan Robiel Yankiel Sol Cervantes dari Cuba, Roderick Townsend dari Amerika Serikat, Nikita Kotukov dari RPC (Rusia), Dallas Wise dari Amerika Serikat, Hao Wang dari China, Tobi Fawehinmi dari Amerika Serikat, Nemanja Matijasevic dari Serbia, Arnoud Assoumani dari Prancis, Michael Gustavo Abraham de Deus dari Brasil, Hongjie Chen dari China, Sorie Kargbo dari Sierra Leone dan Hossain Rasouli dari Afganistan. Setiyo Budihartanto harus puas berada di peringkat ke-10 dengan hasil lompatan 6.47 meter dan gagal meraih medali.
4. Perjuangan Karisma Evi Tiarani
Karisma Evi Tiarani mengawali kiprahnya di hari kedelapan cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 3 September 2021 pukul 12.36 waktu setempat untuk nomor universal relay bersama dengan Saptayoga, Jaenal Aripin, dan Putri Aulia dan gagal lolos ke final.
Berikutnya nomor lari 100 m-T63, Kharisma tampil tanggal 4 September 2021 pukul 11.08 waktu setempat. Kharisma tampil di putaran pertama heat kedua bersaing dengan Martina Caironi dari Italia, Sofia Gonzalez dari Swiss, Kaede Maegawa dari Jepang, Ana Claudia Maria da Silva dari Brasil, dan Gitte Haenen dari Belgia. Kharisma sukses berada di peringkat kedua dengan catatan waktu 14.83 detik dan berhasil lolos ke final.
Putaran final untuk nomor lari 100 m-T63 dilaksanakan hari itu juga pukul 21.26 waktu setempat. Kharisma tampil di putaran final bersaing dengan Ambra Sabatini dari Italia, Martina Caironi dari Italia, Monica Graziana Contrafatto dari Italia, Elena Kratter dari Swiss, Noelle Lambert dari Amerika Serikat, Sofia Gonzalez dari Swiss, dan Tomomi Tozawa dari Jepang.Â
Di final Kharisma hampir saja meraih medali mengikuti jejak Saptoyoga, sayang pada akhirnya ia harus puas berada di peringkat empat dengan catatan waktu 14.83 detik dan gagal meraih medali.
5. Perjuangan Putri Aulia
Putri Aulia mengawali kiprahnya di hari kelima cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 31 Agustus 2021 pukul 10.46 waktu setempat untuk nomor lari 100 m-T13.Â
Putri Aulia tampil di putaran pertama heat ketiga bersaing dengan Elena Chebanu dari Azerbaijan, Adiaratou Iglesias Forneiro dari Spanyol, Orla Comerford dari Irlandia, Erin Kerkhoff dari Amerika Serikat, dan Peace Oroma dari Uganda. Putri Aulia harus puas berada di peringkat ketiga dengan catatan waktu 12.55 detik dan gagal lolos ke final.
Untuk nomor universal relay tampil bersama dengan Saptayoga Purnomo, Jaenal Aripin dan Karisma Evi Tiarani, gagal lolos ke final.
6. Perjuangan Elvin Elhudia Sesa
Elvin Elhudia Sesa mengawali kiprahnya di hari keempat cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 30 Agustus 2021 pukul 20.22 waktu setempat untuk nomor lari 400 m-T20. Elvin Elhudia Sesa tampil di putaran pertama heat kedua bersaing dengan Breanna Clark dari Amerika Serikat, Carina Paim dari Portugal, Norkelys del Ca Gonzalez Henriquez dari Venezuela, Siti Noor Iasah Mohamad Ariffin dari Malaysia, dan Bernadett Biacsi dari Hungaria. Elvin Elhudia Sesa harus puas berada di peringkat kelima dengan catatan waktu 1 menit 04.34 detik dan gagal lolos ke final.
7. Perjuangan Famini
Famini mengawali kiprahnya di hari kedua cabang olahraga Atletik, tampil tanggal 28 Agustus 2021 pukul 09.30 waktu setempat. Famini tampil di putaran final nomor lempar cakram-F57 bersaing dengan Mokhigul Khamdamova dari Uzbekistan, Nassima Saifi dari Aljazair, Julyana Cristina da Silva dari Brasil, Floralia Estrada Bernal dari Mexico, Safia Djelal dari Aljazair, Grace Nwaozuzu dari Nigeria, Mian Xu dari China, Eucharia Iyiazi dari Nigeria, Thi Hai Nguyen dari Vietnam, Sylfia Grant dari Jamaika, dan Tuany Priscilla Barbosa Siqueira dari Brasil.Â
Famini harus puas berada di peringkat ke-12 dengan hasil lemparan 21.13 meter dan gagal meraih medali.
Dibandingkan dengan hasil tim atletik Indonesia di olimpiade Tokyo 2020, hasil tim para atletik Indonesia di Paralympic Games Tokyo 2020 masih lebih baik, karena mampu mempersembahkan sekeping medali perunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H