Thomas Americo, seorang mantan petinju profesional Indonesia asal Timor Timur. Ia dilahirkan di Bobonaro tanggal 24 Desember tahunn 1958. Oleh seorang perempuan dari suku Tetun, penduduk asli Timor Timur. Ayahnya Mamel Borgis berasal dari Angola. Ia pernah menjadi petinju kebanggaan Indonesia sebelum era Ellyas Pical hingga Chris John.
Thomas Americo tidak pernah mengenal ayahya karena semenjak dalam kandungan ibunya, ayahnya telah kembali ke Angola. Thomas diangkat anak oleh Killin Sidabalok, seorang laki-laki kelahiran Pulau Samosir dan berpangkat kapten TNI-AD.Â
Ia dibawa oleh Killin Sidabalok ke Malang, Jawa Timur pada tahun 1976 dan diserahkan ke sasana arek Malang. Berikut adalah 5 fakta perjalanan karier Thomas Americo.
1. Merebut gelar juara OPBF
Gelar juara saat itu dikuasai oleh petinju Korea Selatan, Sang Mo Koo. Ia kemudian berhasil merebut gelar juara tersebut melalui kemenangan KO di ronde ke 8, dalam pertarungan yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia.
Kemenangan tersebut melambungkan nama Thomas Americo. Namanya mulai disebut-sebut sebagai calon penantang juara dunia kelas Welter Ringan versi WBC. Saat itu gelar juara dunia dikuasai oleh Saoul Mamby dari Amerika Serikat.
Di usia 23 tahun, Thomas Americo mendapat kesempatan yang langka. Menantang juara dunia. Thomas Americo, menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat kesempatan menantang juara dunia.
2. Menantang juara dunia
Pertandingan tersebut dipimpin oleh wasit Ken Morita dari Jepang. Dengan para juri Marcello Bertini dari Italia yang memberi nilai 147-139 untuk kemenangan Saoul Mamby. Rudy Ortega dari Amerika Serikat yang memberi nilai 146-141 untuk kemenangan Saoul Mamby. Dan Takeo Ugo dari Jepang yang memberi nilai sama/draw 146-146. Pupus sudah harapan Indonesia untuk memiliki juara dunia tinju.
3. Menjalani karier di luar negeri
Ia melanglang buana ke Korea Selatan menghadapi petinju tuan rumah Sang Hyun Kim. Sang Hyun Kim merupakan mantan juara dunia kelas Welter Ringan versi WBC. Dalam pertandingan tersebut Thomas Americo menderita kekalahan angka.
2 April 1982, Thomas Americo di usia 24 tahun melanjutkan petualangannya ke luar negeri. Ia kembali naik ring untuk menghadapi petinju veteran tuan rumah, Jeff Malcolm dari Australia.Â
Kembali ia mengalami kekalahan melalui kekalahan angka dalam pertarungan 10 ronde di Sidney Opera House, Sidney, New South Wales, Australia. Kekalahan tersebut semakin meredupkan nama Thomas Americo.
4. Masa suram
Kembali ia mengalami kekalahan dalam upayanya merebut gelar juara. Ia mengalami kekalahan angka dalam pertarungan 12 ronde di Jakarta. Kekalahan tersebut membuat Thomas Americo mengundurkan diri.
Setelah beristirahat panjang, delapan tahun kemudian tepatnya taanggal 15 Juli tahun 1995. Thomas Americo di usia 37 kembali naik ring. Ia menghadapi T Tara Singh di Dili, Timor Timur. Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung selama 4 ronde tersebut dimenangkan oleh Thomas Americo dengan KO di ronde ke 2.
5. Akhir hayat
Pada hari-hari terakhir integrasi Timor Timur ke dalam NKRI yang berlangsung dari tahun 1975 hingga 1999, terjadi tindak kekerasan di jalan-jalan kota Dili, kampung halaman Thomas Americo. Thomas Americo adalah korban salah satunya. Ditembak mati oleh milisi, tidak lama sebelum Timor Timur lepas dari NKRI.
Demikianlah perjalanan karier Thomas Americo. Namanya diabadikan menjadi nama salah satu sasana tinju di Timor Leste, Thomas Americo Boxing Camp Vila-Verde.