Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Indonesia Kehilangan Sang Maestro Campursari

6 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 6 Mei 2020   00:09 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dionisius Prasetyo yang lebih popular dikenal dengan nama Didi Kempot, seorang penyanyi dan penulis lagu campursari, congdut, pop jawa dan koplo Indonesia yang naik daun di kancah industry musik Indonesia setelah diorbitkan oleh label Musica Studio's. 

Didi yang mendapat julukan "Kempot" yang merupakan kependekan dari "Kelompok Pengamen Trotoar" grup musik asal Surakarta yang membawanya hijrah ke Jakarta, dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, 31 Desember 1966. 

Didi Kempot yang merupakan putra dari seniman tradisional terkenal Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto yang sering tampil di Indosiar, memulai kariernya sebagai musisi jalanan di kota kelahirannya Surakarta, Jawa Tengah sejak tahun 1984 hingga tahun 1986 dengan bermodalkan ukulele dan kendhang.

Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1987 Didi Kempot yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart meninggalkan kola kelahirannya, ia mengadu nasib ke Jakarta hingga tahun 1989. 

Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen. Sambil mengamen di Jakarta, Didi Kempot bersama temannya mencoba rekaman.

Kemudian, mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. 

Tepat di tahun 1989, Didi Kempot yang juga mendapat julukan Lord Didi mulai meluncurkan album perdananya. Salah satu lagu andalannya di album tersebut adalah "Cidro" yang kembali dibawakannya dalam konser "Didi Kempot The Godfather of Broken Heart" di Indosiar.

Lagu "Cidro" di angkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal. Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu "Cidro" begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. 

Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagu bertema patah hati.

Empat tahun kemudian tepatnya di tahun 1993 ia berhasil meraih prestasi di level internasional, penyanyi dan pencipta lagu asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. 

Lagu "Cidro" yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname. Tiga tahun kemudian setelah Suriname, Didi kembali meraih prestasi internasional dengan menginjakkan kakinya di benua Eropa. Pada tahun 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda.

Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1998, Didi yang juga mendapat julukan Pakdhe Didi yang mahir memainkan guitar, ukulele dan kendhang pulang ke Indonesia untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. 

Tak lama kemudian di era reformasi pada tahun 1999, ia mengeluarkan lagu "Stasiun Balapan" yang sangat terkenal sampai saat ini. Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia membuat kariernya semakin popular.

Hal ini dibuktikan dengan keluarnya lagu-lagu baru di awal tahun 2000 an. Nama Didi Kempot kembali meroket setelah mengeluarkan lagu Kalung Emas pada tahun 2013 lalu. Kemudian pada tahun 2016, penyanyi yang telah menciptakan sekitar 700 lagu tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki". Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indobesia.

Selasa pagi tanggal 5 Mei 2020 sekitar pukul 07.45 WIB pada usia 53 tahun, Sang Maestro Campursari Indonesia yang multy talent itu telah dipanggil Tuhan setelah sempat masuk IGD di RS Kasih Ibu, Solo. 

Sang Maestro masuk IGD sekitar pukul 07.25, akan tetapi karena kondisi kesehatannya yang buruk setelah bertahan sekitar 20 menit di IGD beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir akibat henti jantung. 

Kabar meniggalnya Didi Kempot yang juga menjadi idola milenial yang akrab dengan media sosial turut diberitakan media asing seperti media internasional di Inggris BBC hingga media lokal dwtonline.com di Suriname.

Sebagai penyanyi senior, Didi Kempot yang telah menghasilkan 23 album memperlakukan penggemar layaknya sahabat. Dia bahkan tidak ragu mengajak penggemarnya bernyanyi bersama di atas panggung. Bahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pernah ikut bernyanyi pada saat Didi Kempot bernyanyi di Istana Negara atas undangan Presiden.

Ia juga sering memberikan motivasi kepada penggemarnya agar tidak menyerah untuk berkarya. Didi Kempot telah tiada, masih terngiang-ngiang di telinga kita suara khas Sang Maestro dengan lagu "Suket Teki"nya. Sang Maestro meninggalkan kita untuk selama-lamanya di saat puncak popularitasnya. Selamat jalan Mas Didi, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan oleh Tuhan.

 Sumber: Wikipedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun